Sekarang bulan February, aku berada di rumahku pulang ke Sumatra untuk melakukan penelitian tesisku di Universitas Jambi.
Sebenarnya tesisku ini tidak memerlukan banyak waktu untuk penelitianya karena hanya penelitian
expost Facto yang bisa dilakukan paling cepat 3 hari.
Hari pertamaku kembali ke Universitas Jambi bertemu dengan teman lamaku disana untuk mengurus surat izin penelitian, sekarang dia sudah jadi staf di akademik Fakultas.
Saat aku kembali ke sini, aku mengalami hal yang tidak menyenangkan. Beberapa tahun setelah lulus dari Universitas Jambi ternyata banyak sekali yang berubah di Jurusanku seperti susunan organisasinya. Dulu dijurusanku hanya ada satu pimpinan yaitu ketua jurusan dan sekarang ada ketua prodi dan dia baru diangkat katanya beberapa bulan yang lalu.
Jadi kejadianya itu pada saat aku memasukkan surat izin penelitian kejurusan, tentu saja aku harus meminta izin kepada ketua prodinya dan aku sengaja masuk kedalam ruanganya kebetulan juga dulu aku pernah sempat dekat dengan ibu itu "Ibu Dosen" namanya ibu Melati. Walaupun pernah dekat aku tetap harus menjaga sikap dengannya karena dia lebih tua dariku dan dia juga dosenku.
"permisi bu, saya mau melakukan penelitian dijurusan, bagaimana prosedur yang harus saya selesaikan terlebih dahulu" dengan sopan aku berbicara didadalm ruanganya yang pada saat itu dia baru saja datang.
Respon yang diberikannya sangat mengejutkanku, dengan gayanya yang sombong sambil mengangkat dagu seperti melihat bukan dengan mata tapi dengan lobang hidungnya mungkin ya dan posisi tangan dilipat di depan dada (bertumpu)
"Silahkan kalau mau melakukan penelitian"
Aku terkejut melihat sikap ibu itu
"Bagaimana dengan prosedur dan surat perizinanya bu"
lalu dia kembali menjawab "langsung saja meneliti, itu urusan anda jadi silahkan"
dengan rasa gondok banget banget banget aku pamit keluar dari luar ruangan dan sambil bergumam kecil "yaampun sombong banget ibu ini"
sangking kesalnya dengan perlakuan ibu Melati tersebut kepadaku sampai-sampai aku menceritakannya kepada teman-teman yang aku temui di Universitas tersebut dan banyak yang merespon negatif. Kata teman-temanku ibu itu memang berubah menjadi sombong seperti itu sejak jadi ketua prodi, untuk menemuinya harus melalui asistenya dulu.
ckckckckckc............. ketua prodi yang tidak merakyat dengan mahasiswanya, tetapi aku kan sudah bukan mahasiswa lagi tetapi statusku tamu di jurusan ini seharusnya aku diperlakukan selayaknya tamu.
***
Setelah insiden beberapa hari yang lalu itu, aku kembali lagi kejurusan untuk menemui dosen-dosenku yang lainnya seperti ketua Jurusan, pembimbing akademikku dulu dan dosen-dosen lainnya. Hari ini aku masuk lagi keruangan prodi tapi bukan untuk menemui ketua prodi tetapi menemui dosen statistikku namanya pak Feri. aku menunggunya untuk menanyakan seputar bab III penelitianku. Lumayan lama aku harus menunggu karena dosenku itu sedang mengajar.
ketika aku melihat dosen statistikku itu masuk keruangan lalu aku segera masuk dan menemuinya
"siang pak, gimana kabarnya?" sapaku kepada beliau
"eh Tri, ngapain disini? gimana kuliahnya?" tanya bapak tersebut seperti sedikit kaget.
" Baik pak, ini baru mau penelitian" jawabku
" o gitu, penelitian dimana?" tanyanya lagi sambil menaruh tasnya di meja
" dijurusan pak tapi penelitian saya seperti ini" aku menjelaskan tentang variabel penelitianku yang banyak sekali, akupun bingung bagai mana cara menganalisisnya nanti karena jujur variabel ini bukan semuanya milikku tetapi ada 2 variabel tambaha yang diberikan oleh prodiku di Universitas Negeri Yogyakarta pada saat pengajuan judul. hmmmm.... rasanya sangat terbebani sekali.
Dosenku tersebut sedikit memberi penjelasan kepadaku tentang analisis penelitianku ini, tak beberapa lama dosenku yang satunya lagi datang. "Pak Prof. Rahmad"
Pak rahmad ini sangat ramah, dia sudah tua tapi aku enggak tahu umurnya berapa tapi terlihat dari rambut yang telah memutih dikepalanya.
"pak prof, ini ada mahasiswa kita dulu kuliah di Jogja" pak Feri menyapa pak Rahmad yang baru memasuki ruangan prodi.
Bapak Rahmad melihat kearahku tersenyum sembari menghampiri meja kerjanya.
"Lanjut kuliah dimana?" tanyanya.
"Di Universitas Negeri Yogyakarta pak" jawabku
"Bapak tinggal dulu ya, ada jam ngajar lagi ini" pak Feri mengambil tasnya lalu meninggalkan ruangan prodi. Jadi sekarang aku berbicara dengan pak Rahmad, di dalam ruangan prodi ini hanya ada asisten ibu melati dan 1 orang dosen yang aku lupa namanya karena dia juga tidak ada mengajar di matakuliahku dulu.
Aku sengaja pindah duduk ke depan meja pak Rahmad untuk mengobrol, dan ingin menunjukkan kepada asisten ibu Melati bahwa aku memiliki kedekatan dengan beberapa dosen yang ada di Prodi maupun Jurusanku karena dulunya aku sempat menjabat sebagai bendahara di kelasku dan pembimbing akademikku dulunya juga bendahara di Jurusan jadi aku sering membantu pembimbing akademikku menyelesaikan urusanya di sana. Aku sering mondar-mandir di ruangan jurusan, lab komputer, perpustakaan milik jurusan hanya sekedar untuk mengurusnya tanpa digaji sedikitpun alias gratisan. Terkadang juga aku turut berpartisipasi membantu seminar yang diadakan oleh jurusanku.
Lanjut ke pembicaraanku dengan pak Rahmad, dia seperti sangat senang berbicara denganku bertanya tentang bagaimana kehidupan dijogja, sudah kemana saja selama dijogja dan siapa saja dosenku disana. Ternyata pak Rahmad ini berasal dari jogja "katanya, seingatku sih hahaha" anaknya tinggal disana semuanya dan dia juga mengenal Pembimbing penelitianku.
setalah banyak yang dibicarakan akupun pamit dan pulang kerumah.
*****
Keesokan harinya aku datang lagi ke kampus itu tapi bukan untuk mengurus penelitianku melainkan untuk menemui temanku yang sampai saat ini belum bisa menyelesaikan penellitiannya.
temanku tersebut bernama Novi, dia sekarang sudah semester, dan sepertinya sudah siap-siap untuk di DO jika belum juga bisa menyelesaikan penelitiannya.
Karena dia temanku jadi aku coba membantunya sebisaku hingga soreh hari tepatnya mungkin jam 16.00 ya,,,, kurang lebih sepertinya.
dan hal yang tidak disangka-sangka oleh ku terjadi disoreh hari itu. Saat aku berjalan di depan koridor jurusan aku melihat ibu Melati berjalan dari arah yang berlawanan, aduh... aku bingung harus bagaimana karena rasa jengkelku kepadanya masih ada hingga hari ini apa aku harus menyapa? atau pura-pura enggak liat sambil jalan buka HP?
ibu melati itu berjalan dan semakin mendekat, akhirnya aku putuskan untuk pura-pura tersenyum manis, manisssss banget dihadapanya.
Saat kami benar-benar berpaspasan dia ternyata menyapaku "eh... kamu Tri ya?" tanya ibu tersebut
aku sedikit kaget, kenapa sama ibu ini? "iya bu" jawabku singkat"
"o... Tri toh, pantesan ibu rasanya lupa-lupa ingat. Kamu penelitian S2?" tanyanya lagi
"iya bu, itu untuk tesis saya" sambil tetap menjaga sikap ramahku dihadapannya.
"o gitu..... iya, kita tetap harus pakai prosedur ya Tri. Antar surat izin penelitian diprodi baru nanti ibu tindak lanjuti untuk memberi surat izin baliknya." jelasnya panjang lebar kepadaku "eh... ibu tinggal dulu ya, kamu bisa urus suratnya terus titip aja ke asisten ibu"
"iya bu" jawabku singkat
"iya bu" jawabku singkat
Bu melati berlalu meninggalkaku dan akupun segera permelanjutkan langkahku untuk menuju ke parkiran motor.
Ibu itu kenapa ya? kok mendadak nyapa begitu, apa salah minum makan ya tadi??
Previous or Next
If you're looking to lose fat then you need to start following this brand new custom keto plan.
ReplyDeleteTo create this keto diet, certified nutritionists, personal trainers, and cooks have joined together to provide keto meal plans that are useful, painless, economically-efficient, and delightful.
Since their launch in early 2019, 100's of clients have already remodeled their body and health with the benefits a professional keto plan can offer.
Speaking of benefits: clicking this link, you'll discover eight scientifically-tested ones offered by the keto plan.