FOR YOU, FOR ME
Cheer"
Park Shinhye dan teman-temannya sedang merayakan keberhasilan drama barunya yang telah selesai masa syuting. Drama itu juga mendapat rating yang cukup tinggi.
"Apa kau sudah punya proyek baru?" tanya salah seorang teman Shinhye.
"Masih dalam tahap pembicaraan" jawab Shinhye.
"Kau sungguh luar biasa, tidak pernah sepi job. Aku sungguh iri padamu" cetus temannya.
"Kau punya karier yang bagus dan juga tunangan yang sangat tampan" puji temannnya.
"Tapi beberapa hari yang lalu aku bertemu dengan Im Sora, kariernya juga sangat menanjak saat ini berkat film yang di bintanginya. Dia bercerita padaku bahwa dia menghadiri pesta yang di adakan Jang Geunsuk, Geunsuk bahkan mengajaknya berdansa dan dia merasa sudah menjadi kekasih Geunsuk" cerita temannya itu membuat raut wajah Shinhye berubah.
"Terkadang pria butuh sedikit hiburan di luar sana" sahut Shinhye meneguk wine nya.
Park Shinhye langsung menobrak masuk tanpa mengetuk pintu. Jang Geunsuk yang tengah asyik bermain bilyar melirik sejenak lalu kembali menyodokkan bola.
"Bisakah kau berhenti membuatku malu di depan teman-temanku?" tanya Shinhye kesal.
"Apa maksudmu?" tanya Geunsuk tenang.
"Tiap kali aku berkumpul dengan teman-temanku, aku selalu jadi bahan olokan karena ulahmu yang suka berkencan dengan gadis-gadis di luar sana. Hentikan kebiasaanmu itu!! Kita sudah bertunangan" Shinhye mengingatkan dengan memperlihatkan cincin di jari manisnya.
"Cincin itu masih tetap berkilau seperti saat pertama kali aku menyematkannya di jarimu. Kita memang sudah bertunangan tapi itu bukan berarti kau bisa mengatur hidupku dan melarangku melakukan hal yang kusuka" tegas Geunsuk.
"Termasuk berkencan dengan gadis lain?" tanya Shinhye.
"Hmm" angguk Geunsuk.
"Lalu kenapa kau setuju bertunangan denganku jika kau masih ingin berkencan dengan gadis lain?" tanya Shinhye nanar.
Geunsuk tertawa pelan. "Kau terlalu naif, Shinhye. Pertunangan kita sama dengan kontrak bisnis antara Cri-J Grup dan Jewel Grup. Dan kau sepertinya telah menyalahi aturan perjodohan dengan jatuh cinta padaku" jawab Geunsuk.
"Jadi kau menerima perjodohan ini karena hal itu dan bukan cinta?" tanya Shinhye kecewa.
"Maaf jika mengecewakanmu, dari kecil aku sudah hidup dengan kemewahan jika aku menolak pertunangan itu Ayahku bisa menendangku keluar karena itu aku tidak punya pilihan lain. Jadi kuminta kau yang batalkan perjodohan ini lebih dulu" jawab Geunsuk santai.
Wajah Shinhye menahan geram. "Membatalkannya? Bukankah kau sendiri yang mengatakan perjodohan ini sama dengan menjalin kontrak bisnis antara Cri-J Grup dan Jewel Grup itu artinya menguntungkan untuk kedua perusahaan yang punya nilai milyaran. Kenapa aku harus membatalkannya" balas Shinhye.
"Terserah kau kalau begitu tapi jangan pernah campuri urusanku" tegas Geunsuk.
"Kalau begitu bolehkah aku melakukan hal yang sama seperti yang kau lakukan?" tanya Shinhye menatap tajam Geunsuk.
"Hmm,, lakukan sesukamu" jawab Geunsuk.
Park Shinhye begitu kesal dengan sikap Geunsuk. Dia segera pergi dari tempat itu sementara Geunsuk tetap fokus pada meja bilyar itu.
Park Shinhye kini berada di kamarnya, dia menangis tanpa suara. Gadis itu melepaskan cincin pertunangan itu dari jarinya.
Jang Geunsuk baru saja selesai rapat bersama dewan direksi. Dia kembali ke ruang kerjanya, pria itu tampak lelah. Geunsuk mengendurkan dasi yang serasa mencekik lehernya.
"Direktur, malam ini anda ada acara makan malam bersama Ketua dan Presdir, juga tunangan anda" ucap Sekertaris Kim.
Geunsuk mendengus kesal, tapi hal itu tak bisa di bantahnya.
Mereka kini berada di sebuah restaurant tempat Keluarga Jang bisa datang.
Shinhye berdandan sangat cantik dan elegan.
"Kudengar drama barumu mendapat rating yang tinggi. Benar-benar hebat" puji Tuan Jang.
"Itu semua juga berkat semua orang yang terlibat dalam drama itu bukan hanya kerjaku sendiri. Syukurlah aku mempunyai tim yang bisa diajak bekerja sama dengan baik" kata Shinhye merendah.
"Haha,, inilah yang kusuka darimu. Hebat, berpendidikan, pintar, dan dari keluarga yang sama seperti kami. Benar-benar calon menantu idaman" puji Tuan Jang lagi.
Shinhye tersenyum sopan.
Sementara Geunsuk tampak meremehkan pujian ayahnya itu.
"Shinhye, mana cincinmu?" tanya Nyonya Jang melihat Shinhye tak memakai cincin pertunangannya.
"Ah??"
Shinhye tampak gugup, dia melirik Geunsuk yang ternyata memakai cincin pertunangannya.
"Cincin.. Cincinnya kebetulan tadi kulepas karena aku sedang memeriksa lokasi syuting baru tempatnya tidak begitu bersih. Aku hanya tidak ingin cincinnya rusak. Dan aku malah lupa memakainya kembali" jelas Shinhye.
Tuan Jang dan istrinya tampak bingung dengan alasan Shinhye. Geunsuk pun tersenyum-senyum mendengar alasan gadis itu.
"Apa itu kepintaran seorang sutradara? Alasan yang kau berikan tadi sungguh konyol" ejek Geunsuk saat mereka tinggal berdua karena orang tua Geunsuk sudah pulang lebih dulu.
"Itu karena aku bukan orang yang biasa berbohong" jawab Shinhye. "Lagi pula kenapa kau bisa memakai cincin itu?" tanya Shinhye heran.
"Cincin itu kan sepasang dan aku pemilik cincin satunya" jawab Geunsuk enteng sambil melepas cincinnya.
Shinhye menatapnya heran saat Geunsuk melepas cincinnya.
"Ada saat dimana aku harus memakai cincin ini dan ada saat aku tak perlu memakainya" kata Geunsuk tersenyum remeh.
"Kau harusnya jadi aktor saja, aktingmu sungguh luar biasa" sindir Shinhye.
Geunsuk tersenyum menanggapinya. "Ayo kuantar pulang, aku masih ada janji"
"Tidak perlu, aku bisa pulang sendiri" tolak Shinhye.
"Ya sudah kalau begitu" ucap Geunsuk langsung pergi.
"Si brengsek itu!!!!!" Shinhye menggepal tangan geram.
Geunsuk pergi ke sebuah klub. Teman-temannya sudah menunggu disana.
"Dari mana saja kau, kenapa baru datang?" tanya teman Geunsuk.
"Aku harus menghadiri makan malam keluarga dulu bersama tunanganku yang cantik itu" jawabnya santai.
"Kalau begitu harusnya kau tidak usah datang kemari, temani saja tunanganmu itu" cetus temannya.
Geunsuk hanya tersenyum simpul menanggapinya.
"Oppa,, ayo kita turun" ajak seorang gadis menarik tangan Geunsuk dan mengajaknya menari. Geunsuk pun mengikutinya. "Malam ini aku milikmu" bisik gadis itu genit.
Geunsuk dan gadis itu berciuman panas ketika baru saja masuk ke dalam kamar hotel. Mereka seperti tak sabaran. Mereka saling mempreteli pakaian satu sama lain.
Park Shinhye berada di sebuah bar. Dia memesan segelas bir. Dia seperti sedang banyak pikiran. Beberapa kali gadis itu memijat-mijat keningnya.
Shinhye memanggil pelayan itu dan hendak membayar.
"Sudah di bayar" kata pelayan itu.
"Sudah dibayar?" tanya Shinhye heran.
Pelayan itu memberi isyarat ke arah pria yang duduk beberapa jarak dengan Shinhye.
"Kau yang membayar minumanku?" tanya Shinhye.
Pria itu tersenyum.
"Aku tidak suka berhutang" ucap Shinhye.
"Kalau begitu bisa kau beri nomor telonmu, aku akan menghubungimu untuk menagih hutang" jawab pria itu.
Shinhye tersenyum tipis. "Nomor ponselku lebih mahal dari pada minuman ini" sahut Shinhye.
"Baiklah nona, kalau begitu kita kenalan saja bagaimana? Anggap minuman ini untuk perkenalan kita" ucap pria itu.
"Baiklah" jawab Shinhye akhirnya.
"Namaku Yoon Jae" ucap pria itu memperkenalkan diri.
"Aku Park Shinhye" balas Shinhye.
***
Geunsuk bersama gadis itu masih tertidur lelap dengan hanya di balutkan selimut tanpa benang sehelai pun. Ponsel Geunsuk berdering. Geunsuk pun terbangun dan segera menjawab telponnya.
"Hmm??" sahutnya dengan mata masih tertutup. "Kenapa mendadak sekali?" tanyanya terkejut. "Baiklah, aku akan segera kesana" lanjutnya.
Sementara itu Shinhye sedang mengadakan meeting untuk pembahasan drama baru yang akan di sutradarainya.
"Lokasinya sudah kutemukan dan sangat cocok dengan skenarionya" jelas Shinhye.
"Kapan kita akan mulai syutingnya?" tanya Brella dengan wajah angkuhnya sambil melihat kukunya.
Shinhye sedikit kesal melihat tingkah Brella yang angkuh itu. Brella adalah artis yang akan bermain di dramanya.
"Lusa kita sudah mulai syuting. Dan kuharap tidak ada yang telat datang ke lokasib syuting karena bagiku waktu adalah segalanya" jawab Shinhye tegas.
"Tidak ada yang mau dibicarakan lagikan? Kalau begitu aku pergi dulu, aku harus ke salon untuk mengganti cat kuku ku" ucapnya langsung pergi.
"Gadis itu!!" Shinhye beranjak ingin menyusul Brella dengan wajah kesal tapi asistennya langsung mencegah.
"Sutradara,, tenangkan dirimu" kata Asisten Go mengingatkan.
"Untuk urusan dana semua sudah selesaikan?" tanya Shinhye pada anak buahnya yang mengurusi pendanaan.
"Sudah selesai semua, Produser Lee sudah menyetujui semuanya" jawabnya.
Dua hari kemudian.
Semua sudah berada di lokasi syuting, kecuali pemain utamanya. Brella.
"Kenapa dia belum datang juga? Kapan syuting ini bisa di mulai kalau dia belum juga datang? Sudah satu jam kita menunggu" oceh Shinhye.
"Aku sudah menghubunginya. Dia sedang di jalan" jawab Asisten Go.
"Di jalan katamu? Memangnya dia dari Hongkong sampai sekarang belum sampai juga?" omel Shinhye kesal.
Orang-orang itu hanya bisa menunduk diam mendengar omelan Shinhye. Akhirnya 2 jam kemudian Brella tiba di lokasi syuting. Gadis itu punya kepribadian yang sangat angkuh. Dengan angkuhnya dia berjalan ke lokasi syuting setelah turun dari mobil van nya. Dia pun harus di payungi oleh asistennya.
"Kau pikir sekarang sudah jam berapa?" Shinhye langsung menyemprot Brella dengan omelan.
"Kau berisiki sekali" kata Brella santai.
"Aku sudah bilang jangan ada yang telat!! Apa kau tau sudah berapa banyak waktu yang terbuang hanya untuk menunggumu?!!" lanjut Shinhye lagi masih mengomel.
"Aku kesiangan bangun, semalam aku menghadiri pesta temanku" kata Brella.
"I-T-U B-U-K-A-N U-R-U-S-A-N-KU!!!" bentak Shinhye.
"Sutradara,, sudahlah. Sebaiknya kita mulai saja syutingnya sekarang. Kita sudah melewatkan banyak waktu. Tolong, bersabar" bujuk asisten Go.
"Cepat kita mulai!!" kata Shinhye akhirnya dengan menahan kesal.
"Ganti kostum dulu" seru penata kostum pada Brella.
Brella telah selesai berganti kostum sesuai yang ada di skenario.
Syuting pun dimulai. Beberapa kali mereka harus mengulang adegan karena Brella terus menerus melakukan kesalahan.
"Apa kau tidak dengar yang kukatakan?" tanya Shinhye.
"Tempat ini kumuh sekali,, aku jijik" kata Brella.
"Apa kau tidak baca skirpnya? Disini kau berperan sebagai gadis miskin yang hidup di lingkungan kumuh. Bersikaplah profesional. Kita mulai lagi." ujar Shinhye.
"Action!!" seru Shinhye.
Jang Geunsuk baru saja keluar dari lift sambil berbicara di telpon lalu saat dia berbelok tanpa sengaja dia bertabrakan dengan seorang pelayan di kantornya yang sedang membawa ember berisi air bekas pel. Mereka sama-sama jatuh terduduk dan pakaian Geunsuk basah tersiram air pel.
"Apa yang kau lakukan?!" bentak Geunsuk.
"Maafkan saya,, saya benar-benar tidak sengaja" ucap gadis Office Girl itu.
"Omo!! Direktur Jang" seru Sekertaris Kim berlari menghampiri dan segera membantu Geunsuk bangkit.
Office Girl itu tampak terkejut setelah tau yang di tabraknya adalah seorang Direktur di perusahaan itu dan bukan hanya sekedar Direktur tapi dia adalah putra dari pemilik Cri-J Grup.
"Saya benar-benar minta maaf. Tolong maafkan saya. Saya sungguh tidak sengaja" ucap Office Girl itu.
"Siapa namamu?" tanya Geunsuk.
Gadis itu tak menjawab dan hanya diam menunduk. Takut Geunsuk akan memecatnya.
Geunsuk melihat tag nama di pakaiannya. Shin Young Ha.
"Shin Young Ha. Jadi itu namamu" ucap Shinhye.
"Tolong jangan pecat saya" pinta Young Ha.
"Aku akan melepaskanmu kali ini, tapi kau berhutang padaku dan suatu hari nanti kau harus membayarnya" kata Geunsuk kemudian pergi.
Shin Young Ha tampak kebingungan dengan maksud ucapan Geunsuk.
Park Shinhye masih berada di ruang kerjanya. Dia masih sibuk mengedit scene yang baru di ambil tadi.
Ponselnya berdering dan ternyata itu panggilan dari ibunya yang menyuruhnya untuk segera pulang karena mereka ingin makan malam bersama.
"Aku tidak bisa Bu,, pekerjaanku masih banyak" tolak Shinhye.
"Aku membiarkanmu melakukan apa pun yang kau suka bukan berarti kau boleh membantahku. Sekarang cepat pulang atau drama itu tidak akan pernah bisa kau teruskan" ancam Nyonya Park.
Shinhye menghela napas.
Park Shinhye tiba di rumahnya. Ibu dan ayahnya sudah menantinya di ruang makan.
"Kau tampak lelah" ucap Ayahnya.
"Sedikit" sahut Shinhye.
"Kudengar dari Presdir Cha,, kalian makan malam bersama Ketua Jang juga" kata Nyonya Lee.
"Hmm" angguk Shinhye.
"Apa yang mereka bicarakan denganmu?" tanya Ibunya itu.
"Tidak ada yang pentig" jawab Shinhye malas.
"Park Shinhye!!" tegur Ibunya kesal dengan sikap putrinya itu.
"Apa ibu menyuruhku pulang hanya ingin tau hal itu?" tanya Shinhye kesal.
"Hubunganmu dan Geunsuk baik-baik saja kan?" tanya Ayahnya mengalihkan keributan.
"Biasa saja" jawab Shinhye singkat.
Baru Nyonya Lee ingin menegurnya Shinhye sudah bangkit dari duduknya.
"Aku sudah selesai,, aku permisi dulu karena masih ada yang harus kulakukan" ucap Shinhye membungkukkan badan kemudian pergi.
Wajah Shinhye benar-benar kusut. Kesal tersirat jelas di wajahnya sambil dia menyetir mobil.
Park Shinhye melewati sebuah klub dan tanpa sengaja dia melihat Geunsuk keluar dari mobilnya lalu masuk ke dalam. Shinhye langsung memutar stirnya dan singgah ke klub itu.
Shinhye mencari-cari sosok Geunsuk. Ketemu!!
"Kau mengikutiku?" tanya Geunsuk saat mereka sudah duduk berdua.
"Kau sering datang kemari? Sepertinya orang-orang disini sudah tidak asing lagi denganmu" sahut Shinhye santai.
"Ya,, aku kenal semua orang disini termasuk para pelacurnya" jawab Geunsuk enteng.
Shinhye mendengus kesal lalu meneguk birnya.
"Ada apa? Sepertinya kau sedang ada masalah" tanya Geunsuk.
"Suasana hatiku sedang tidak baik saja,, banyak yang membuatku kesal hari ini" cerita Shinhye.
"Termasuk aku?" tanya Geunsuk.
Shinhye hanya tersenyum simpul.
"Kudengar drama barumu baru saja di mulai" kata Geunsuk.
"Begitulah" jawab Shinhye singkat.
Wajah Shinhye berubah dingin saat Geunsuk di depan matanya malah mengedipkan mata pada gadis seksi yang ada di ujung sana.
"Tidak bisakah di depanku kau sembunyikan sikap playboymu itu?" tanya Shinhye kesal.
"Tidak,, ini adalah sikap alamiku" jawab Geunsuk enteng.
"Ya,, seperti itulah kau. Menyebalkan" Shinhye kembali meneguk birnya. Sudah 3 botol yang di habiskannya. Gadis itu sudah mabuk sekarang.
Geunsuk yang tadi sibuk menari menghentikan kesibukannya itu dan menghampiri Shinhye yang berjalan sempoyongan hendak pergi.
"Kau mau kemana?" tanya Geunsuk menahan tangan Shinhye.
"Aku harus pulang sekarang,, besok pagi aku ada syuting" jawab Shinhye.
Shinhye kemudian berjalan pergi,, dia sudah menabrak beberapa orang. Geunsuk menghela napas sejenak lalu menyusul Shinhye.
"Biar kuantar" ucap Geunsuk.
"Aku bisa pulang sendiri" tolak Shinhye hendak membuka pintu mobilnya tapi sepertinya susah sekali untuknya melakukan itu karena keadaannya yang mabuk.
"Berjalan saja kau sudah menabrak orang,, kalau menyetir bisa-bisa kau menimbulkan kecelakaan besar di jalanan" cetus Geunsuk. Geunsuk menarik tangan Shinhye dan membawanya masuk ke dalam mobilnya.
Geunsuk tak mengantarkan Shinhye pulang ke rumahnya dan malah membawa gadis itu ke apartemennya. Mungkin karena gadis itu mabuk berat dan dia tidak ingin terjadi masalah.
Geunsuk mengendong Shinhye masuk ke apartemennya. Geunsuk membaringkan Shinhye ke tempat tidur. Geunsuk mengamati wajah Shinhye yang cantik itu lalu Geunsuk mendekatkan wajahnya dan mencium gadis itu, lama kelamaan Shinhye pun membalas ciuman itu. Mereka pun berciuman mesra. Seketika Shinhye tersadar dengan keadaan itu dan langsung mendorong tubuh Geunsuk menjauh darinya.
"Aku harus pulang sekarang" ucap Shinhye langsung bangkit. Baru saj selangkah, dia merasa kepalanya begitu sakit dan tiba-tiba Shinhye terjatuh ke tempat tidur.
"Apa kau baru saja menolakku?" tanya Geunsuk pada gadis yang tertidur itu.
Geunsuk membenarkan posisi tidur Shinhye dan menyelimutinya. Geunsuk membelai rambut Shinhye sambil tersenyum.
Sinar mentari mulai menyilaukan mata Shinhye yang tengah tertidur. Tiba-tiba gadis itu terbangun dengan wajah terkejut. Dilihatnya sekeliling ruangan, itu bukan kamarnya. Tiba-tiba Geunsuk keluar dari kamar mandi dengan hanya terbalutkan handuk sepinggang.
"KYYYAAAKKKK!!!! Apa yang kau lakukan disini?" teriak Shinhye sambil menutup tubuhnya dengan selimut.
"Ini kamarku" jawab Geunsuk mendekati Shinhye.
"Apa? Kamarmu? Kenapa aku bisa ada disini?" tanya Shinhye cemas.
"Semalam kau mabuk dan aku tidak mungkin mengantarkan kau pulang karena aku tidak ingin di repotkan dengan pertanyaan dari orang tuamu kenapa kau mabuk" jawab Geunsuk.
Shinhye melihat ke dalam selimut. Dia hanya memakai kaos dalam.
"Apa yang kau lakukan padaku?" tanya Shinhye gugup.
"Apa kau tidak ingat kalau semalam kita tidur bersama?" tanya Geunsuk dengan wajah polos.
"Andweeee!!!!!!" teriak Shinhye dengan wajah frustasi.
Geunsuk tampak senang melihat Shinhye frustasi seperti itu.
"Sebaiknya kau segera mandi, bukankah kau bilang ada syuting pagi ini?" kata Geunsuk sok perhatian.
Shinhye mencengkram tangan Geunsuk.
"Beraninya kau melakukan sesuatu padaku!!" geram Shinhye.
"Apa salahnya, nantinya kita juga akan menikah. Sekarang atau pun nanti sama saja, hanya urutannya saja yang diubah" sahut Geunsuk santai.
Shinhye terdiam dengan wajah frustasi.
***
Park Shinhye tiba di lokasi syuting. Wajahnya agak pucat.
"Anda baik-baik saja?" tanya Asisten Go.
"Kepalaku hanya sedikit pusing, aku kebanyakan minum semalam" jawab Shinhye.
"Aku akan ambilkan obat sakit kepala" ucap Asisten Go.
Shinhye hanya mengangguk.
Mereka pun kembali melakukan syuting hari itu. Kali ini syuting di lakukan sampai malam hari.
"Aku benar-benar lelah" keluh Brella.
"Ayolah,, kau harus segera selesaikan syuting hari ini dan besok kita bisa libur" bujuk managernya.
"Baiklaaaah" sahut Brella kesal.
Mereka akhirnya menyelesaikan syuting hari itu dan setelah itu libur selama dua hari.
"Akhirnya aku mendapat libur juga meski cuma sejenak" ucap Brella pada temannya yang tengah mengadakan party.
"Sepertinya wajahmu tidak bahagia" kata temannya itu.
"Memang, karena aku mendapat sutradara yang super cerewet" jawab Brella meneguk birnya.
"Yeoja?"
"Ya,, sutradara Park. Kau tau? Dia yang menyutradarai drama The Wings of love" kata Brella.
"Aku penggemar berat drama itu. Drama itu punya rating yang sangat bagus. Sutradara Park itu cukup terkenal, meski usianya masih terbilang muda tapi dia punya tangan dingin yang menghasilkan suatu karya yang hebat" ujar temannya itu.
"Tapi tetap saja dia wanita yang sangat menyebalkan" cetus Brella.
"Sudahlah,, lupakan sejenak masalahmu itu dan nikmati pesta ini"
"Tentu saja,, untuk itu aku datang kemari" sahut Brella.
Sedari tadi ada pria yang begitu menyita perhatian gadis cantik itu. Jang Geunsuk.
Brella mengambil sebotol bir dan berjalan menghampiri Geunsuk.
"Oppa" panggilnya.
"Kau disini? Sudah lama kita tidak bertemu" kata Geunsuk.
Brella memberikan botol bir itu pada Geunsuk.
"Oppa sendirian saja?" tanya Brella.
"Seperti yang kau lihat" jawab Geunsuk.
"Tidakkah disini membosankan?" tanya Brella dengan wajah menggodanya.
Geunsuk tersenyum seakan mengerti tapi dia tetap bertanya. "Lalu kau mau kita bagaimana?"
Brella membisikkan sesuatu pada Geunsuk. Geunsuk tersenyum nakal mendengarnya.
Mereka masuk ke sebuah kamar hotel. Mereka berciuman begitu intens. Mereka saling melepaskan ciuman karena kehabisan napas. Brella tersenyum nakal. Dia melepaskan pakaiannya sendiri dan meletakkan tangan Geunsuk di payudaranyanya. Wajahnya tampak terangsang saat Geunsuk mulai memainka payudaranya yang sintal itu. Tak sabar lagi di permainkan seperti itu, Brella langsung melepaskan pakaian Geunsuk dan menariknya ke tempat tidur.
Park Shinhye sedang berada di kantornya sambil menikmati kopi hangat dan sepotong roti. Dia sedang melihat gambar-gambar yang akan di edit.
"Apa kau sudah melihat beritanya?" terdengar anak buah Shinhye sedang bertanya pada sesama karyawan.
"Ya, aku sudah melihatnya. Apa mereka sedang berkencan?"
"Sepertinya begitu" sahutnya.
"Sssttt!!! Kecilkan suaramu, jangan sampai sutradara mendengarnya. Nanti bisa gawat"
Park Shinhye mendengar bisik-bisik anak buahnya itu.
"Ada apa? Apa terjadi sesuatu?" tanya Shinhye penasaran.
"Anuu.. Itu.." mereka tampak gugup.
"Bicara yang jelas" pinta Shinhye.
"Di internet banyak beredar berita tentang Brella dan Direktur Jang"
Shinhye langsung membuka laptopnya dan melihat banyak sekali berita tentang Brella dan Jang Geunsuk yang di kabarkan menjalin hubunga gelap. Mereka tertangkap basah oleh paparazzi masuk ke dalam hotel.
Raut wajah Shinhye mengeras melihat berita itu.
To Be Continued.........
By: Winda
In this fashion my acquaintance Wesley Virgin's tale begins with this shocking and controversial video.
ReplyDeleteWesley was in the military-and shortly after leaving-he discovered hidden, "self mind control" secrets that the CIA and others used to get anything they want.
As it turns out, these are the EXACT same secrets many celebrities (notably those who "became famous out of nowhere") and the greatest business people used to become wealthy and famous.
You probably know that you use less than 10% of your brain.
Mostly, that's because most of your brain's power is UNCONSCIOUS.
Perhaps this thought has even occurred INSIDE OF YOUR very own brain... as it did in my good friend Wesley Virgin's brain 7 years ago, while riding an unregistered, beat-up garbage bucket of a vehicle without a license and with $3 on his debit card.
"I'm absolutely fed up with going through life check to check! When will I become successful?"
You've taken part in those types of questions, isn't it so?
Your very own success story is going to be written. All you have to do is in YOURSELF.
Learn How To Become A MILLIONAIRE Fast