FOR YOU, FOR ME
"Sutradara sedang tidak bisa di ganggu" kata Asisten Go saat mencoba menahan Brella yang hendak menerobos masuk ke ruang kerja Shinhye.
"Diam kau!! Aku harus bertemu dengannya!!" bentak Brella mendorong Asisten Go dan langsung masuk ke dalam ruang kerja Shinhye.
Shinhye tengah memeriksa kameranya, dia bersikap santai melihat Brella masuk tanpa sopan ke dalam ruang kerjanya.
"Beraninya kau memecatku begitu saja!!" bentak Brella langsung dengan wajah penuh amarah.
"Kenapa aku harus takut? Aku sutradaranya, aku berhak untuk menentukan siapa yang boleh bermain di drama yang kubuat dan kau tidak layak berada dalam dramaku" jawab Shinhye tegas.
"Apa alasanmu memecatku? Apa karena Geunsuk Oppa?" tanya Brella dengan tatapan meremehkan.
Shinhye terkekeh pelan. "Kau bukan wanita pertama yang dia kencani di belakangku. Yaaa,, anggaplah itu salah satu alasannya tapi alasan terpenting aku memecatmu adalah kau punya kepribadian yang buruk, tidak tepat waktu, tukang mengeluh, sangat tidak profesional dan skandal burukmu bisa berpengaruh buruk pula pada drama ini. Aku tidak ingin menyimpan satu sampah yang bisa membuat penyakit untuk yang lainnya" kata Shinhye tajam.
"KAU!!" Brella hendak menyerang Shinhye tapi untungnya Asisten Go langsung menahannya sedangkan Shinhye tetap bersikap tenang.
"Yoo Hye Sun jauh lebih baik darimu" ucap Shinhye.
"Kau memilih Yoo Hye Sun untuk menggantikanku? Bagaimana bisa kau pilih dia? Dia rivalku selama ini!!" protes Brella.
"Kau tidak punya hak suara disini. Aku tau rivalitasmu terhadap Yoo Hye Sun karena itulah aku memilihnya dan menyingkirkanmu" jawab Shinhye enteng.
Brella sungguh kesal melihat sikap Shinhye padanya.
"Aku akan melaporkan ini pada Produser Lee. Apa kau lupa, Produser Lee lah yang sudah memintaku untuk bermain di drama ini" ancam Brella.
"Sebaiknya kau lupakan rencanamu itu. Produser Lee itu pamanku. Kau pikir siapa dirimu hingga dia akan lebih berpihak padamu?" balas Shinhye.
"Kau wanita brengsek!!" bentak Brella kemudian pergi.
Jang Geunsuk sedang bermain bilyar bersama temannya.
"Jangan berdiri di dekat pintu" seru Geunsuk pada Jung Han.
"Memangnya kenapa?" tanya Jung Han heran.
"Mungkin sebentar lagi dia akan datang mendobrak pintu itu seperti biasanya" jawab Geunsuk tersenyum.
Jung Han semakin tak mengerti.
Sudah tiga jam berlalu tapi tak ada yang terjadi. Sedari tadi Geunsuk terus melihat ke arah pintu.
"Sebenarnya siapa yang akan datang?" tanya Han penasaran.
"Apa dia belum lihat artikel itu?" Geunsuk seperti bertanya pada dirinya sendiri.
"HEII!!!" Han semakin penasaran.
"Sudahlah, ayo kita pergi" ajak Geunsuk.
Geunsuk dan Jung Han masuk ke sebuah bar. Han sedang mencari-cari tempat untuk mereka duduk tapi langkah Geunsuk terhenti saat melihat ada Shinhye disana tengah bersama seorang pria. Yoon Jae, pria yang bertemu dengan Shinhye sebelumnya di bar itu.
Geunsuk langsung menghampiri mereka, Jung Han pun mengikutinya.
Geunsuk langsung menarik tangan Shinhye untuk berdiri.
"Apa yang kau lakukan disini bersama pria ini?!" tanya Geunsuk sedikit membentak sambil mencengkram tangan Shinhye.
"Kecilkan suaramu,, orang-orang melihat kita" kata Shinhye mencoba melepaskan tangannya dari Geunsuk tapi pria itu memegangnya dengan erat.
"Annyeong Shinhye" sapa Jung Han sok ramah.
"Siapa pria ini?" tanya Yoon Jae heran.
"Perkenalkan, dia pria yang bertukar cincin denganku. Namanya Jang Geunsuk. Dan ini Yoon Jae, temanku" kata Shinhye memperkenalkan mereka berdua.
"Teman? Ch,, mana ada yang namanya pertemanan antara pria dan wanita" tandas Geunsuk.
"Mungkin itu hal itu hanya berlaku untukmu karena kami memang hanya berteman biasa dan aku tidak pernah tidur dengan temanku seperti yang kau lakukan" sindir Shinhye.
Geunsuk tak mempedulikan perkataan Shinhye. Dia menatap Yoon Jae tajam. "Jauhi dia" tekan Geunsuk.
Jung Han menarik Yoon Jae dan menyuruhnya untuk pergi. Tidak ingin mencari masalah, Yoon Jae pun segera pergi.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Shinhye kesal.
"Aku tidak suka ada yang berani mendekati tunanganku" jawab Geunsuk tenang.
"Bukankah waktu itu kau bilang padaku kalau aku bebas melakukan apapun seperti yang kau lakukan dan kita jangan ikut campur urusan masing-masing? Lalu kenapa sekarang kau seperti ini? Jangan egois Jang Geunsuk dan jangan pernah ikut campur urusanku!!" kata Shinhye memperingatkan. Shinhye mengambil tasnya dan langsung pergi.
"Jadi dia yang kau tunggu akan mendobrak pintu itu? Sepertinya semua sudah berubah, tidak seperti dugaanmu" ujar Han.
Geunsuk tak menyahut. Dia tampak sangat kesal.
***
Brella datang menemui Geunsuk.
"Oppa, kau harus membantuku" rengek Brella.
"Membantu apa?" tanya Geunsuk tak bersemangat.
"Bujuk Sutradara Park untuk membiarkan aku kembali ke dramanya" kata Brella.
"Apa maksudmu?" tanya Geunsuk.
"Sutradara Park memecatku. Ini pasti karena artikel itu" jawab Brella.
Tiba-tiba senyuman merekah di wajah Geunsuk.
"Oppa,, apa kau senang aku di pecat?" protes Brella.
"Ternyata dia cemburu" ucap Geunsuk pada dirinya sendiri tanpa menghiraukan Brella.
Geunsuk langsung mengambil jaket dan kunci mobilnya. "Aku harus pergi sekarang, lain kali kita bicara lagi" kata Geunsuk.
"OPPA!!!" panggil Brella merengek tapi percuma karena pria itu sudah pergi.
Jang Geunsuk sedang dalam perjalanan tiba-tiba ponselnya berdering.
"Baiklah,, aku akan segera kesana" ucapnya.
Baru saja Geunsuk tiba di rumahnya, Tuan Jang sudah melemparkan majalah ke arahnya.
"Apa ini?!!" tanya Tuan Jang dengan mata terbelalak.
Geunsuk hanya menunduk.
"Geunsuk,, kau itu sudah bertunangan. Jangan membuat masalah. Keluarga Park bisa memutuskan pertunangan ini jika kau terus bersikap seperti ini. Bersikaplah seperti pria baik-baik" nasehat Ibunya.
"Dengarkan aku baik-baik. Jika Ketua Park sampai membatalkan pertunangan ini,, lihat saja apa yang akan terjadi padamu" ancam Tuan Jang. "Sekertaris Kim!!" panggil Tuan Jang.
Sekertaris Kim langsung berlari menghampiri.
"Apa saja kerjaanmu sampai membiarkan artikel ini beredar, hah?" Tuan Jang membentaknya kuat.
"Maafkan saya Ketua. Saya akan selesaikan masalah ini dan menghentikan artikel ini. Artikel ini akan hilang secepatnya" janji Sekertaris Kim.
"Dan kau,, pergi temui Shinhye. Berbaiklah padanya" titah Tuan Jang pada Geunsuk.
"Baik Ayah" angguk Geunsuk.
Jang Geunsuk datang ke lokasih syuting dengan membawa seikat bunga. Dia berdandan sangat tampan dan keren dengan kaca mata hitam bertengger di wajahnya. Orang-orang disana semua memperhatikan Geunsuk.
"Yakh!! Kemana kau arahkan lampunya?" seru Shinhye.
Shinhye pun menoleh pada sosok yang menyita perhatian itu.
"Untukmu nona cantik" Geunsuk memberikan bunga itu pada Shinhye. Shinhye mengambilnya dan langsung menyerahkannya pada Asisten Go.
"Mau apa kau kemari?" tanya Shinhye langsung.
"Tentuy saja untuk melihatmu, aku ingin tau seperti apa kau bekerja Sutradara Park" jawab Geunsuk lembut. Geunsuk menoleh pada orang-orang itu. "Lanjutkan saja pekerjaan kalian, tidak usah hiraukan aku" seru Geunsuk.
"Ch,," Shinhye mendengus kesal.
"Wah,, tunangan Sutradara Park perhatian sekali sampai datang kemari" cetus salah seorang kru.
"Apa kalian tidak ingin bekerja??!!" teriak Shinhye.
Mereka pun langsung kembali dengan pekerjaannya.
"Ready,,, action!!" Shinhye kembali memulai syuting itu.
Asisten Go memberi kursi pada Geunsuk untuk bisa di duduki pria itu.
Selama proses syuting, Geunsuk terus memperhatikan Geunsuk.
"Cut!!" seru Shinhye setelah scene selasai. "Kerja bagus semuanya.. Istirahat 1 jam" lanjut Shinhye.
"Kau luar biasa juga ternyata" puji Geunsuk.
Shinhye hanya memasang muka datar. Geunsuk mengikutinya dari belakang. Ternyata ada seorang reporter disana. Reporter paling menyebalkan.
"Annyeong haseyo Sutradara Park" sapa Reporter Kim.
"Annyeong haseyo Reporter Kim. Ada apa anda datang kemari?" tanya Shinhye malas.
"Apa lagi tujuan seorang reporter kalau bukan mencari berita" jawab Reporter Kim.
"Kuharap saat ini kau tidak mengganggu artis disini. Karena mereka sedang istirahat dan sebentar lagi kami harus syuting lagi. Jangan membuat mereka lelah" kata Shinhye mengingatkan.
"Hoho,, kenapa kau selalu curigaan begitu padaku. Aku kemari bukan ingin mewawancari mereka, tapi Sutradara Park" kata Reporter Kim terkekeh.
"Aku?" Shinhye tampak heran.
"Kulihat hari ini Direktur Jang menemanimu" lirik Reporter Kim pada Geunsuk.
Geunsuk menyapa ramah.
"Tidak ada yang bisa kau beritakan dariku" ujar Shinhye.
"Jangan terburu-buru begitu. Aku ingin menanyakan skandal antara tunangan anda dan Brella. Apa karena hal itu anda memecat Brella dari drama ini?" tanya Reporter Kim.
"Sepertinya anda salah paham,, tidak ada hubungan istimewa antara aku dan Brella. Dia hanya adik kelasku saat SMA dulu. Itu saja" jelas Geunsuk santai.
Shinhye melirik Geunsuk kesal.
"Benarkah seperti itu Sutradara Park?" tanya Reporter Kim pada Shinhye.
"Tentu saja seperti itu, aku percaya pada tunanganku dan alasanku memecat Brella dari drama ini tentu tidak ada hubungannya dengan masalah pribadi karena aku selalu bersikap profesional dan aku tidak peduli setenar apa pun artis itu jika tidak bisa bekerja sama dengan baik, tidak tepat waktu dan profesional pada pekerjaann maka aku juga tidak bisa bekerja sama dengannya lagi. Dan aku juga sudah jelaskan pada Brella alasan pemecatannya" jawab Shinhye mencoba tersenyum ramah.
"Dia pasti sangat marah sekali saat ini, walau pun senyumannya itu sangat cantik tapi rasanya lebih menakutkan dari pada saat melihatnya berteriak marah" bisik salah satu kru.
"Begitu ternyata" ucap Reporter Kim manggut-manggut.
"Bisa kami pergi sekarang karena aku sudah membuang waktu istirahatku sia-sia selama 30 menit" sindir Shinhye.
"Tentu saja,, maaf sudah merepotkanmu" ucap Reporter lagi.
"Tidak apa-apa,, memang hanya itu yang bisa di lakukan reporter" sindir Shinhye lagi sambil tersenyum.
Geunsuk dan Shinhye berada di sebuah restaurant. Geunsuk melahap makannya dengan santai sementara Shinhye terus memperhatikannya dengan wajah merengut.
"Aku tau kalau aku ini tampan, tapi kau tidak perlu memperhatikanku terus seperti itu" ucap Geunsuk percaya diri.
"Ch,,, aku tidak suka kau datang ke lokasi syutingku" cetus Shinhye.
"Memangnya kenapa?" tanya Geunsuk.
"Kau hanya ingin tebar pesona kan? Apa kau sedang mengincar Yoo Hye Sun?" tebak Shinhye.
"Hoouw,, apa kau cemburu?" tanya Geunsuk sumringah.
"Tutup mulutmu!!"
"Ayahku yang menyuruhku untuk bersikap baik padamu. Dia sangat takut keluargamu akan membatalkan pertunangan kita dan dia mengancamku" cerita Geunsuk.
"Sudah kuduga, kau tidak mungkin melakukannya secara sukarela" cetus Shinhye.
"Tentu saja itu tidak mungkin" jawab Geunsuk. "Kuharap kau tidak salah paham dan besar kepala" lanjut Geunsuk.
"Tenang saja,, aku sudah cukup baik mengenalmu" sahut Shinhye tenang.
Geunsuk mengantarkan Shinhye kembali ke lokasi syuting setelah dia pergi.
Shinhye melihat bunga yang tadi di bawakan Geunsuk untuknya, Shinhye mengambil bunga itu lalu membuangnya ke tong sampah.
"Sutradara..." tegur Asisten Go.
"Suruh semua bersiap, aku akan mulai syutingnya lagi" titah Shinhye.
"Baik.." jawab Asisten Go menatap wajah Shinhye kasian.
Nyonya Jang menyusun acara makan siang untuk Geunsuk dan Shinhye dengan maksud agar mereka lebih dekat lagi. Sebenarnya Shinhye malas bertemu Geunsuk tapi dia tidak ingin membuat Nyonya Jang kecewa. Akhirnya Shinhye mengiyakan.
Geunsuk keluar dari lift dan dia bertemu lagi dengan Shin Young Ha, office girl yang pernah menabraknya. Geunsuk tersenyum licik.
"Ikut aku" Geunsuk langsung menarik tangan Young Ha.
"Kemana?" tanya Young Ha heran.
"Melunasi hutangmu" jawab Geunsuk.
Jang Geunsuk membawa Young Ha ke salon, disana Shin Young Ha di makeover secantik mungkin. Setelah selesai, Geunsuk lalu membawa gadis itu ke sebuah butik. Dipilihkannya mini dress berwarna merah dengan tali tipis dan bagian belakang transparan. Seksi tapi elegan. Tidak lupa pula high heels untuk melengkapi penampilannya juga tas tangan.
Park Shinhye sudah tiba di restaurant itu. Tapi Geunsuk belum tiba disana. sudah 2 jam Shinhye menunggu. Meski sudah tak wajar tapi Shinhye tetap menunggu.
"Maaf terlambat" ucap Geunsuk setibanya disana.
Senyuman yang tadi ada di wajah Shinhye seketika menghilang saat melihat Geunsuk tak datang sendiri. Dia datang dengan menggandeng wanita cantik.
"Perkenalkan, ini Shin Young Ha kekasihku. Dan Young Ha, kenalkan dia gadis yang bertukar cincin denganku" kata Geunsuk memperkenalkan kedua gadis itu dan meniru kata-kata Shinhye tempo hari. Geunsuk menarikkan kursi untuk Shin Young Ha.
Shin Young Ha hanya menunduk diam.
"Kenapa kau tidak pesan makanannya?" tanya Geunsuk bersikap santai.
"Karena aku tidak lapar" jawab Shinhye datar.
Shinhye memperhatikan Shin Young Ha dengan seksama dan Geunsuk menyadari itu. "Bukankah dia cantik?" tanya Geunsuk.
"Model, Mahasiswi, Artis, Dokter, Pengacara, Jaksa, Pegawai Sipil, Dosen. Bagian mana dia? Apa kali ini profesi kekasihmu?" tanya Shinhye tenang.
"Dia.. Dia.. Pelukis. Ya,, pelukis" jawab Geunsuk.
Young Ha melirik Geunsuk dengan gugup. Kenapa Geunsuk harus berbohong seperti ini?
"Aku suka semua profesi wanita kecuali Sutradara" cetus Geunsuk.
"Pasti karena sutradara selalu tau kapan berakting atau tidak" sahut Geunsuk.
"Tidak juga,, aku tidak suka sutradara karena kau" jawab Geunsuk.
Park Shinhye menyiram wajah Geunsuk dengan air lalu pergi dari tempat itu.
"Direktur,, kenapa anda melakukan ini? Bukankah dia tunangan anda?" tanya Shin Young Ha.
Geunsuk mengelap wajahnya dengan sapu tangan lalu mengeluarkan beberapa lembar uang kemudian memberikannya pada Young Ha.
"Ini bayaranmu untuk hari ini" Geunsuk pun pergi meninggalkan gadis itu sendiri disana.
Park Shinhye berada di ruang kerjanya. Dia menangis tersedu-sedu di sana sambil memegang dada yang terasa begitu sakit. Dia menghabiskan malam itu dengan menangis.
Esok paginya, semua kru sudah menunggunya. Keadaan Shinhye sudah lebih baik tapi matanya bengkak karena semalaman menangis. Semua orang memperhatikannya.
"Apa anda baik-baik saja?" tanya Asisten Go.
"Hmm,, kita mulai syutingnya" sahut Shinhye.
Sejak hari itu Shinhye tak pernah lagi menghubungi Geunsuk. Hatinya terlalu sakit atas perlakuan pria itu.
Nnyonya Jang memberi Geunsuk 2 tiket nonton drama musikal. Dia ingin Geunsuk mengajak Shinhye untuk mempererat hubunganya.
Geunsuk pun mengirimkan satu tiket itu pada Shinhye tapi Shinhye menolaknya. Geunsuk tak kehabisan akal. Dia menitipkan pada Nyonya Lee untuk diberikan pada putrinya.
"Pergilah bersamanya, luangkan waktumu sejenak" ujar Nyonya Lee.
Shinhye sungguh kesal karena Geunsuk memanfaatkan ibunya.
Park Shinhye datang ke kantor Geunsuk. Saat akan memasuki lift dia melihat sosok Shin Young Ha yang sedang mengepel. Shinhye melepas kaca matannya dan berjalan menghampiri gadis yang sedang mengepel itu.
Shin Young Ha tampak terkejut melihat Shinhye disana. Shinhye mendekatkan diri melihat tag nama di pakaian gadis itu.
"Shin Young Ha.. Jadi ini profesimu?" tanya Shinhye tersenyum mengejek.
Shinn Young Ha memegang erat tangkai pelnya dengan wajah tertunduk.
"Ch,," Shinhye mendengus kemudian pergi.
Park Shinhye masuk ke dalam ruangan Geunsuk.
"Tumben kau datang kemari" sapa Geunsuk.
Shinhye melemparkan tiket ke meja Geunsuk.
"Jangan memperalat ibuku hanya untuk masalah sepele seperti ini" cetus Shinhye.
Geunsuk terkekeh pelan. "Jika bukan karena permintaan ibuku, aku juga tidak mau repot-repot begini" balas Geunsuk.
Shinhye tampak kesal dengan jawaban Geunsuk. "Tadi saat aku akan masuk ke dalam lift, aku bertemu dengan kekasihmu Shin Young Ha di koridor. Aku baru tau kalau sekarang pelukis menggunakan kain pel sebagai kuas" sindir Shinhye.
Geunsuk terdiam. Shinhye tersenyum puas melihatnya.
Park Shinhye pun pergi dari tempat itu.
Saat dia berjalan keluar dari gedung kantor seseorang memanggilnya. Shinhye menoleh, ternyata Tuan Jang yang memanggilnya.
Mereka berada di sebuah kafe.
"Aku minta maaf atas artikel buruk yang berhubungann dengan Geunsuk" ucap Tuan Jang.
"Paman tidak perlu minta maaf, lagi pula aku tidak mempermasalahkan hal itu" jawab Shinhye sopan.
"Syukurlah jika begitu" ucap Tuan Jang lega.
Jang Geunsuk keluar dari rungannya,, dia mencari sosok Shin Young Ha. Setelah mendapatinya Geunsuk langsung menarik gadis itu ke tangga darurat.
"Kenapa kau harus muncul di hadapan Shinhye?" tanya Geunsuk kesal.
"Saya tidak sengaja,, saya tidak tau kalau tunangan anda tiba-tiba muncul disini. Saya hanya sedang melakukan pekerjaan saya" jelas Young Ha.
"Hhh,, aku benar-benar kehilangan muka sekarang. Dan ini semua salahmu!!" tuding Geunsuk.
"Harusnya dari awal kita tidak perlu membohongi tunangan anda seperti ini" ujar Young Ha.
"Tutup mulutmu!! Jangan mengajariku!!" bentak Geunsuk tak senang.
Shin Young Ha menunduk diam.
***
Park Shinhye tengah sibuk mengedit bagian-bagian dari pengambilan gambar drama yang sudah di lakukannya, tapi sepertinya dia tak bisa berkonsentrasi.
"Sutradara,, anda belum pulang?" tanya Asisten Go.
"Kalian duluan saja" sahut Shinhye.
Jang Geunsuk mengendarai mobilnya sendiri,, saat melewati halte bus dia melihat Young Ha tengah menunggu bus. Geunsuk menghentikan mobilnya tak jauh dari halte itu. Dia terus memperhatikan Young Ha. Sudah 2 jam gadis itu di sana tapi tak ada juga bis yang datang. Akhirnya Geunsuk melajukan mobilnya dan berhenti di depan bis. Dia membuka kaca mobilnya.
"Cepat masuk" titahnya.
"Nde?" Young Ha tampak bingung.
"Apa kau mau terus menunggu disini?" tanya Geunsuk kesal.
Young Ha pun akhirnya masuk ke dalam mobil Geunsuk.
"Dimana rumahmu?" tanya Geunsuk.
Shin Young Ha pun menunjukkan alamat rumahnya.
"Kau tinggal di tempat seperti ini?" tanya Geunsuk saat melihat sebuah kamar petakan di atas atap sebuah gedung tua.
"Hmm,," angguk Young Ha.
"Kau tinggal dengan keluargamu?" tanya Geunsuk lagi.
"Tidak,, saya yatim piatu. Ibu saya meninggal 2 tahun yang lalu" jawab Young Ha.
"Jadi kau sebatang kara di dunia ini" kata Geunsuk manggut-manggut.
"Terima kasih karena sudah mengantarkan saya pulang" ucap Young Ha.
"Apa hidup miskin itu membahagiakan?" tanya Geunsuk.
Shin Young Ha menatap Geunsuk. Dia tampak tak mengerti dengan pertanyaan itu.
"Sudahlah,, aku harus pergi sekarang" kata Geunsuk.
Shinhye masih sibuk berkutat dengan laptopnya lalu dia diam melamun.
"Apa kau sedang melamunkanku?" tanya Geunsuk yang tiba-tiba sudah ada disana.
Shinhye menatapnya datar. "Mau apa kau kemari?" tanya Shinhye kembali memfokuskan tatapannya pada layar laptop.
"Aku merindukanmu makanya datang kemari" jawab Geunsuk enteng.
"Dasar pembohong. Apa ibumu yang menyuruhmu kemari?"
"Tidak" geleng Geunsuk sambil melihat-lihat kamera yang ada di dekat Shinhye.
"Jangan sentuh kameraku" Shinhye langsung menarik kameranya.
"Kau galak sekali" cetus Geunsuk.
"Bagaimana bisa kau membawa seorang office girl di kantormu kehadapanku dan berbohong,, apa kau pikir kau sudah sehebat itu" kata Shinhye tanpa melihat Geunsuk.
"Tapi setidaknya kau tertipu,, aku tidak akan ketahuan kalau saja kau tidak datang ke kantorku" sahut Geunsuk.
"Harusnya kau bawa saja pelacur kehadapanku karena mungkin aku tidak akan pernah menemuikannya" cetus Shinhye.
Air muka Geunsuk mengeras, dia tampak tersinggung dengann ucapan Shinhye. Geunsuk langsung menarik Shinhye dan mengehentakkannya ke dinding.
"Kenapa sekarang kau selalu bicara kasar padaku? Selama ini kau selalu bersikap lembut dan tergila-gila padaku" kata Geunsuk.
"Kau pikir keadaan akan sama selamanya? Aku wanita yang punya harga diri. Aku tidak akan lagi mengharapkan seseorang yang tidak menyukaiku. Dan sudah jelas kenapa tujuan pertunangan kita, lalu apa yang harus kuharapkan lagi dari ini?" jawab Shinhye.
Geunsuk terdiam. Dialah yang telah menyadarkan gadis itu tentang keadaan mereka padahal tadinya gadis itu begitu menggilainya dan sangat mencintainya. Tapi setelah Geunsuk mengatakan semua kebenaran,, dia pun sadar ini hanya cinta sepihak. Entah apa yang ada di hati Park Shinhye saat ini.
"Kenapa kau tidak berusaha untuk membuatku jatuh cinta padamu saja?" tanya Geunsuk.
"Apa aku harus tidur denganmu supaya kau jatuh cinta padaku?" balas Shinhye. "Sudah banyak wanita yang kau tiduri, adakah diantaranya yang kau cintai? Sudah kubilang, aku punya harga diri dan aku tidak akan mengejar pria yang tidak mencintaiku. Apa lagi hanya untuk pria brengsek sepertimu" lanjut Shinhye.
Geunsuk terdiam,, dia melepaskan cengkramannya pada kedua bahu Shinhye. Shinhye melewatinya berjalan pergi tapi tiba-tiba Geunsuk menariknya lalu menciumnya.
To Be Continued.........
Chapter 1# Chapter 3#
//go.ad2up.com/afu.php?id=526792
"Sutradara sedang tidak bisa di ganggu" kata Asisten Go saat mencoba menahan Brella yang hendak menerobos masuk ke ruang kerja Shinhye.
"Diam kau!! Aku harus bertemu dengannya!!" bentak Brella mendorong Asisten Go dan langsung masuk ke dalam ruang kerja Shinhye.
Shinhye tengah memeriksa kameranya, dia bersikap santai melihat Brella masuk tanpa sopan ke dalam ruang kerjanya.
"Beraninya kau memecatku begitu saja!!" bentak Brella langsung dengan wajah penuh amarah.
"Kenapa aku harus takut? Aku sutradaranya, aku berhak untuk menentukan siapa yang boleh bermain di drama yang kubuat dan kau tidak layak berada dalam dramaku" jawab Shinhye tegas.
"Apa alasanmu memecatku? Apa karena Geunsuk Oppa?" tanya Brella dengan tatapan meremehkan.
Shinhye terkekeh pelan. "Kau bukan wanita pertama yang dia kencani di belakangku. Yaaa,, anggaplah itu salah satu alasannya tapi alasan terpenting aku memecatmu adalah kau punya kepribadian yang buruk, tidak tepat waktu, tukang mengeluh, sangat tidak profesional dan skandal burukmu bisa berpengaruh buruk pula pada drama ini. Aku tidak ingin menyimpan satu sampah yang bisa membuat penyakit untuk yang lainnya" kata Shinhye tajam.
"KAU!!" Brella hendak menyerang Shinhye tapi untungnya Asisten Go langsung menahannya sedangkan Shinhye tetap bersikap tenang.
"Yoo Hye Sun jauh lebih baik darimu" ucap Shinhye.
"Kau memilih Yoo Hye Sun untuk menggantikanku? Bagaimana bisa kau pilih dia? Dia rivalku selama ini!!" protes Brella.
"Kau tidak punya hak suara disini. Aku tau rivalitasmu terhadap Yoo Hye Sun karena itulah aku memilihnya dan menyingkirkanmu" jawab Shinhye enteng.
Brella sungguh kesal melihat sikap Shinhye padanya.
"Aku akan melaporkan ini pada Produser Lee. Apa kau lupa, Produser Lee lah yang sudah memintaku untuk bermain di drama ini" ancam Brella.
"Sebaiknya kau lupakan rencanamu itu. Produser Lee itu pamanku. Kau pikir siapa dirimu hingga dia akan lebih berpihak padamu?" balas Shinhye.
"Kau wanita brengsek!!" bentak Brella kemudian pergi.
Jang Geunsuk sedang bermain bilyar bersama temannya.
"Jangan berdiri di dekat pintu" seru Geunsuk pada Jung Han.
"Memangnya kenapa?" tanya Jung Han heran.
"Mungkin sebentar lagi dia akan datang mendobrak pintu itu seperti biasanya" jawab Geunsuk tersenyum.
Jung Han semakin tak mengerti.
Sudah tiga jam berlalu tapi tak ada yang terjadi. Sedari tadi Geunsuk terus melihat ke arah pintu.
"Sebenarnya siapa yang akan datang?" tanya Han penasaran.
"Apa dia belum lihat artikel itu?" Geunsuk seperti bertanya pada dirinya sendiri.
"HEII!!!" Han semakin penasaran.
"Sudahlah, ayo kita pergi" ajak Geunsuk.
Geunsuk dan Jung Han masuk ke sebuah bar. Han sedang mencari-cari tempat untuk mereka duduk tapi langkah Geunsuk terhenti saat melihat ada Shinhye disana tengah bersama seorang pria. Yoon Jae, pria yang bertemu dengan Shinhye sebelumnya di bar itu.
Geunsuk langsung menghampiri mereka, Jung Han pun mengikutinya.
Geunsuk langsung menarik tangan Shinhye untuk berdiri.
"Apa yang kau lakukan disini bersama pria ini?!" tanya Geunsuk sedikit membentak sambil mencengkram tangan Shinhye.
"Kecilkan suaramu,, orang-orang melihat kita" kata Shinhye mencoba melepaskan tangannya dari Geunsuk tapi pria itu memegangnya dengan erat.
"Annyeong Shinhye" sapa Jung Han sok ramah.
"Siapa pria ini?" tanya Yoon Jae heran.
"Perkenalkan, dia pria yang bertukar cincin denganku. Namanya Jang Geunsuk. Dan ini Yoon Jae, temanku" kata Shinhye memperkenalkan mereka berdua.
"Teman? Ch,, mana ada yang namanya pertemanan antara pria dan wanita" tandas Geunsuk.
"Mungkin itu hal itu hanya berlaku untukmu karena kami memang hanya berteman biasa dan aku tidak pernah tidur dengan temanku seperti yang kau lakukan" sindir Shinhye.
Geunsuk tak mempedulikan perkataan Shinhye. Dia menatap Yoon Jae tajam. "Jauhi dia" tekan Geunsuk.
Jung Han menarik Yoon Jae dan menyuruhnya untuk pergi. Tidak ingin mencari masalah, Yoon Jae pun segera pergi.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Shinhye kesal.
"Aku tidak suka ada yang berani mendekati tunanganku" jawab Geunsuk tenang.
"Bukankah waktu itu kau bilang padaku kalau aku bebas melakukan apapun seperti yang kau lakukan dan kita jangan ikut campur urusan masing-masing? Lalu kenapa sekarang kau seperti ini? Jangan egois Jang Geunsuk dan jangan pernah ikut campur urusanku!!" kata Shinhye memperingatkan. Shinhye mengambil tasnya dan langsung pergi.
"Jadi dia yang kau tunggu akan mendobrak pintu itu? Sepertinya semua sudah berubah, tidak seperti dugaanmu" ujar Han.
Geunsuk tak menyahut. Dia tampak sangat kesal.
***
Brella datang menemui Geunsuk.
"Oppa, kau harus membantuku" rengek Brella.
"Membantu apa?" tanya Geunsuk tak bersemangat.
"Bujuk Sutradara Park untuk membiarkan aku kembali ke dramanya" kata Brella.
"Apa maksudmu?" tanya Geunsuk.
"Sutradara Park memecatku. Ini pasti karena artikel itu" jawab Brella.
Tiba-tiba senyuman merekah di wajah Geunsuk.
"Oppa,, apa kau senang aku di pecat?" protes Brella.
"Ternyata dia cemburu" ucap Geunsuk pada dirinya sendiri tanpa menghiraukan Brella.
Geunsuk langsung mengambil jaket dan kunci mobilnya. "Aku harus pergi sekarang, lain kali kita bicara lagi" kata Geunsuk.
"OPPA!!!" panggil Brella merengek tapi percuma karena pria itu sudah pergi.
Jang Geunsuk sedang dalam perjalanan tiba-tiba ponselnya berdering.
"Baiklah,, aku akan segera kesana" ucapnya.
Baru saja Geunsuk tiba di rumahnya, Tuan Jang sudah melemparkan majalah ke arahnya.
"Apa ini?!!" tanya Tuan Jang dengan mata terbelalak.
Geunsuk hanya menunduk.
"Geunsuk,, kau itu sudah bertunangan. Jangan membuat masalah. Keluarga Park bisa memutuskan pertunangan ini jika kau terus bersikap seperti ini. Bersikaplah seperti pria baik-baik" nasehat Ibunya.
"Dengarkan aku baik-baik. Jika Ketua Park sampai membatalkan pertunangan ini,, lihat saja apa yang akan terjadi padamu" ancam Tuan Jang. "Sekertaris Kim!!" panggil Tuan Jang.
Sekertaris Kim langsung berlari menghampiri.
"Apa saja kerjaanmu sampai membiarkan artikel ini beredar, hah?" Tuan Jang membentaknya kuat.
"Maafkan saya Ketua. Saya akan selesaikan masalah ini dan menghentikan artikel ini. Artikel ini akan hilang secepatnya" janji Sekertaris Kim.
"Dan kau,, pergi temui Shinhye. Berbaiklah padanya" titah Tuan Jang pada Geunsuk.
"Baik Ayah" angguk Geunsuk.
Jang Geunsuk datang ke lokasih syuting dengan membawa seikat bunga. Dia berdandan sangat tampan dan keren dengan kaca mata hitam bertengger di wajahnya. Orang-orang disana semua memperhatikan Geunsuk.
"Yakh!! Kemana kau arahkan lampunya?" seru Shinhye.
Shinhye pun menoleh pada sosok yang menyita perhatian itu.
"Untukmu nona cantik" Geunsuk memberikan bunga itu pada Shinhye. Shinhye mengambilnya dan langsung menyerahkannya pada Asisten Go.
"Mau apa kau kemari?" tanya Shinhye langsung.
"Tentuy saja untuk melihatmu, aku ingin tau seperti apa kau bekerja Sutradara Park" jawab Geunsuk lembut. Geunsuk menoleh pada orang-orang itu. "Lanjutkan saja pekerjaan kalian, tidak usah hiraukan aku" seru Geunsuk.
"Ch,," Shinhye mendengus kesal.
"Wah,, tunangan Sutradara Park perhatian sekali sampai datang kemari" cetus salah seorang kru.
"Apa kalian tidak ingin bekerja??!!" teriak Shinhye.
Mereka pun langsung kembali dengan pekerjaannya.
"Ready,,, action!!" Shinhye kembali memulai syuting itu.
Asisten Go memberi kursi pada Geunsuk untuk bisa di duduki pria itu.
Selama proses syuting, Geunsuk terus memperhatikan Geunsuk.
"Cut!!" seru Shinhye setelah scene selasai. "Kerja bagus semuanya.. Istirahat 1 jam" lanjut Shinhye.
"Kau luar biasa juga ternyata" puji Geunsuk.
Shinhye hanya memasang muka datar. Geunsuk mengikutinya dari belakang. Ternyata ada seorang reporter disana. Reporter paling menyebalkan.
"Annyeong haseyo Sutradara Park" sapa Reporter Kim.
"Annyeong haseyo Reporter Kim. Ada apa anda datang kemari?" tanya Shinhye malas.
"Apa lagi tujuan seorang reporter kalau bukan mencari berita" jawab Reporter Kim.
"Kuharap saat ini kau tidak mengganggu artis disini. Karena mereka sedang istirahat dan sebentar lagi kami harus syuting lagi. Jangan membuat mereka lelah" kata Shinhye mengingatkan.
"Hoho,, kenapa kau selalu curigaan begitu padaku. Aku kemari bukan ingin mewawancari mereka, tapi Sutradara Park" kata Reporter Kim terkekeh.
"Aku?" Shinhye tampak heran.
"Kulihat hari ini Direktur Jang menemanimu" lirik Reporter Kim pada Geunsuk.
Geunsuk menyapa ramah.
"Tidak ada yang bisa kau beritakan dariku" ujar Shinhye.
"Jangan terburu-buru begitu. Aku ingin menanyakan skandal antara tunangan anda dan Brella. Apa karena hal itu anda memecat Brella dari drama ini?" tanya Reporter Kim.
"Sepertinya anda salah paham,, tidak ada hubungan istimewa antara aku dan Brella. Dia hanya adik kelasku saat SMA dulu. Itu saja" jelas Geunsuk santai.
Shinhye melirik Geunsuk kesal.
"Benarkah seperti itu Sutradara Park?" tanya Reporter Kim pada Shinhye.
"Tentu saja seperti itu, aku percaya pada tunanganku dan alasanku memecat Brella dari drama ini tentu tidak ada hubungannya dengan masalah pribadi karena aku selalu bersikap profesional dan aku tidak peduli setenar apa pun artis itu jika tidak bisa bekerja sama dengan baik, tidak tepat waktu dan profesional pada pekerjaann maka aku juga tidak bisa bekerja sama dengannya lagi. Dan aku juga sudah jelaskan pada Brella alasan pemecatannya" jawab Shinhye mencoba tersenyum ramah.
"Dia pasti sangat marah sekali saat ini, walau pun senyumannya itu sangat cantik tapi rasanya lebih menakutkan dari pada saat melihatnya berteriak marah" bisik salah satu kru.
"Begitu ternyata" ucap Reporter Kim manggut-manggut.
"Bisa kami pergi sekarang karena aku sudah membuang waktu istirahatku sia-sia selama 30 menit" sindir Shinhye.
"Tentu saja,, maaf sudah merepotkanmu" ucap Reporter lagi.
"Tidak apa-apa,, memang hanya itu yang bisa di lakukan reporter" sindir Shinhye lagi sambil tersenyum.
Geunsuk dan Shinhye berada di sebuah restaurant. Geunsuk melahap makannya dengan santai sementara Shinhye terus memperhatikannya dengan wajah merengut.
"Aku tau kalau aku ini tampan, tapi kau tidak perlu memperhatikanku terus seperti itu" ucap Geunsuk percaya diri.
"Ch,,, aku tidak suka kau datang ke lokasi syutingku" cetus Shinhye.
"Memangnya kenapa?" tanya Geunsuk.
"Kau hanya ingin tebar pesona kan? Apa kau sedang mengincar Yoo Hye Sun?" tebak Shinhye.
"Hoouw,, apa kau cemburu?" tanya Geunsuk sumringah.
"Tutup mulutmu!!"
"Ayahku yang menyuruhku untuk bersikap baik padamu. Dia sangat takut keluargamu akan membatalkan pertunangan kita dan dia mengancamku" cerita Geunsuk.
"Sudah kuduga, kau tidak mungkin melakukannya secara sukarela" cetus Shinhye.
"Tentu saja itu tidak mungkin" jawab Geunsuk. "Kuharap kau tidak salah paham dan besar kepala" lanjut Geunsuk.
"Tenang saja,, aku sudah cukup baik mengenalmu" sahut Shinhye tenang.
Geunsuk mengantarkan Shinhye kembali ke lokasi syuting setelah dia pergi.
Shinhye melihat bunga yang tadi di bawakan Geunsuk untuknya, Shinhye mengambil bunga itu lalu membuangnya ke tong sampah.
"Sutradara..." tegur Asisten Go.
"Suruh semua bersiap, aku akan mulai syutingnya lagi" titah Shinhye.
"Baik.." jawab Asisten Go menatap wajah Shinhye kasian.
Nyonya Jang menyusun acara makan siang untuk Geunsuk dan Shinhye dengan maksud agar mereka lebih dekat lagi. Sebenarnya Shinhye malas bertemu Geunsuk tapi dia tidak ingin membuat Nyonya Jang kecewa. Akhirnya Shinhye mengiyakan.
Geunsuk keluar dari lift dan dia bertemu lagi dengan Shin Young Ha, office girl yang pernah menabraknya. Geunsuk tersenyum licik.
"Ikut aku" Geunsuk langsung menarik tangan Young Ha.
"Kemana?" tanya Young Ha heran.
"Melunasi hutangmu" jawab Geunsuk.
Jang Geunsuk membawa Young Ha ke salon, disana Shin Young Ha di makeover secantik mungkin. Setelah selesai, Geunsuk lalu membawa gadis itu ke sebuah butik. Dipilihkannya mini dress berwarna merah dengan tali tipis dan bagian belakang transparan. Seksi tapi elegan. Tidak lupa pula high heels untuk melengkapi penampilannya juga tas tangan.
Park Shinhye sudah tiba di restaurant itu. Tapi Geunsuk belum tiba disana. sudah 2 jam Shinhye menunggu. Meski sudah tak wajar tapi Shinhye tetap menunggu.
"Maaf terlambat" ucap Geunsuk setibanya disana.
Senyuman yang tadi ada di wajah Shinhye seketika menghilang saat melihat Geunsuk tak datang sendiri. Dia datang dengan menggandeng wanita cantik.
"Perkenalkan, ini Shin Young Ha kekasihku. Dan Young Ha, kenalkan dia gadis yang bertukar cincin denganku" kata Geunsuk memperkenalkan kedua gadis itu dan meniru kata-kata Shinhye tempo hari. Geunsuk menarikkan kursi untuk Shin Young Ha.
Shin Young Ha hanya menunduk diam.
"Kenapa kau tidak pesan makanannya?" tanya Geunsuk bersikap santai.
"Karena aku tidak lapar" jawab Shinhye datar.
Shinhye memperhatikan Shin Young Ha dengan seksama dan Geunsuk menyadari itu. "Bukankah dia cantik?" tanya Geunsuk.
"Model, Mahasiswi, Artis, Dokter, Pengacara, Jaksa, Pegawai Sipil, Dosen. Bagian mana dia? Apa kali ini profesi kekasihmu?" tanya Shinhye tenang.
"Dia.. Dia.. Pelukis. Ya,, pelukis" jawab Geunsuk.
Young Ha melirik Geunsuk dengan gugup. Kenapa Geunsuk harus berbohong seperti ini?
"Aku suka semua profesi wanita kecuali Sutradara" cetus Geunsuk.
"Pasti karena sutradara selalu tau kapan berakting atau tidak" sahut Geunsuk.
"Tidak juga,, aku tidak suka sutradara karena kau" jawab Geunsuk.
Park Shinhye menyiram wajah Geunsuk dengan air lalu pergi dari tempat itu.
"Direktur,, kenapa anda melakukan ini? Bukankah dia tunangan anda?" tanya Shin Young Ha.
Geunsuk mengelap wajahnya dengan sapu tangan lalu mengeluarkan beberapa lembar uang kemudian memberikannya pada Young Ha.
"Ini bayaranmu untuk hari ini" Geunsuk pun pergi meninggalkan gadis itu sendiri disana.
Park Shinhye berada di ruang kerjanya. Dia menangis tersedu-sedu di sana sambil memegang dada yang terasa begitu sakit. Dia menghabiskan malam itu dengan menangis.
Esok paginya, semua kru sudah menunggunya. Keadaan Shinhye sudah lebih baik tapi matanya bengkak karena semalaman menangis. Semua orang memperhatikannya.
"Apa anda baik-baik saja?" tanya Asisten Go.
"Hmm,, kita mulai syutingnya" sahut Shinhye.
Sejak hari itu Shinhye tak pernah lagi menghubungi Geunsuk. Hatinya terlalu sakit atas perlakuan pria itu.
Nnyonya Jang memberi Geunsuk 2 tiket nonton drama musikal. Dia ingin Geunsuk mengajak Shinhye untuk mempererat hubunganya.
Geunsuk pun mengirimkan satu tiket itu pada Shinhye tapi Shinhye menolaknya. Geunsuk tak kehabisan akal. Dia menitipkan pada Nyonya Lee untuk diberikan pada putrinya.
"Pergilah bersamanya, luangkan waktumu sejenak" ujar Nyonya Lee.
Shinhye sungguh kesal karena Geunsuk memanfaatkan ibunya.
Park Shinhye datang ke kantor Geunsuk. Saat akan memasuki lift dia melihat sosok Shin Young Ha yang sedang mengepel. Shinhye melepas kaca matannya dan berjalan menghampiri gadis yang sedang mengepel itu.
Shin Young Ha tampak terkejut melihat Shinhye disana. Shinhye mendekatkan diri melihat tag nama di pakaian gadis itu.
"Shin Young Ha.. Jadi ini profesimu?" tanya Shinhye tersenyum mengejek.
Shinn Young Ha memegang erat tangkai pelnya dengan wajah tertunduk.
"Ch,," Shinhye mendengus kemudian pergi.
Park Shinhye masuk ke dalam ruangan Geunsuk.
"Tumben kau datang kemari" sapa Geunsuk.
Shinhye melemparkan tiket ke meja Geunsuk.
"Jangan memperalat ibuku hanya untuk masalah sepele seperti ini" cetus Shinhye.
Geunsuk terkekeh pelan. "Jika bukan karena permintaan ibuku, aku juga tidak mau repot-repot begini" balas Geunsuk.
Shinhye tampak kesal dengan jawaban Geunsuk. "Tadi saat aku akan masuk ke dalam lift, aku bertemu dengan kekasihmu Shin Young Ha di koridor. Aku baru tau kalau sekarang pelukis menggunakan kain pel sebagai kuas" sindir Shinhye.
Geunsuk terdiam. Shinhye tersenyum puas melihatnya.
Park Shinhye pun pergi dari tempat itu.
Saat dia berjalan keluar dari gedung kantor seseorang memanggilnya. Shinhye menoleh, ternyata Tuan Jang yang memanggilnya.
Mereka berada di sebuah kafe.
"Aku minta maaf atas artikel buruk yang berhubungann dengan Geunsuk" ucap Tuan Jang.
"Paman tidak perlu minta maaf, lagi pula aku tidak mempermasalahkan hal itu" jawab Shinhye sopan.
"Syukurlah jika begitu" ucap Tuan Jang lega.
Jang Geunsuk keluar dari rungannya,, dia mencari sosok Shin Young Ha. Setelah mendapatinya Geunsuk langsung menarik gadis itu ke tangga darurat.
"Kenapa kau harus muncul di hadapan Shinhye?" tanya Geunsuk kesal.
"Saya tidak sengaja,, saya tidak tau kalau tunangan anda tiba-tiba muncul disini. Saya hanya sedang melakukan pekerjaan saya" jelas Young Ha.
"Hhh,, aku benar-benar kehilangan muka sekarang. Dan ini semua salahmu!!" tuding Geunsuk.
"Harusnya dari awal kita tidak perlu membohongi tunangan anda seperti ini" ujar Young Ha.
"Tutup mulutmu!! Jangan mengajariku!!" bentak Geunsuk tak senang.
Shin Young Ha menunduk diam.
***
Park Shinhye tengah sibuk mengedit bagian-bagian dari pengambilan gambar drama yang sudah di lakukannya, tapi sepertinya dia tak bisa berkonsentrasi.
"Sutradara,, anda belum pulang?" tanya Asisten Go.
"Kalian duluan saja" sahut Shinhye.
Jang Geunsuk mengendarai mobilnya sendiri,, saat melewati halte bus dia melihat Young Ha tengah menunggu bus. Geunsuk menghentikan mobilnya tak jauh dari halte itu. Dia terus memperhatikan Young Ha. Sudah 2 jam gadis itu di sana tapi tak ada juga bis yang datang. Akhirnya Geunsuk melajukan mobilnya dan berhenti di depan bis. Dia membuka kaca mobilnya.
"Cepat masuk" titahnya.
"Nde?" Young Ha tampak bingung.
"Apa kau mau terus menunggu disini?" tanya Geunsuk kesal.
Young Ha pun akhirnya masuk ke dalam mobil Geunsuk.
"Dimana rumahmu?" tanya Geunsuk.
Shin Young Ha pun menunjukkan alamat rumahnya.
"Kau tinggal di tempat seperti ini?" tanya Geunsuk saat melihat sebuah kamar petakan di atas atap sebuah gedung tua.
"Hmm,," angguk Young Ha.
"Kau tinggal dengan keluargamu?" tanya Geunsuk lagi.
"Tidak,, saya yatim piatu. Ibu saya meninggal 2 tahun yang lalu" jawab Young Ha.
"Jadi kau sebatang kara di dunia ini" kata Geunsuk manggut-manggut.
"Terima kasih karena sudah mengantarkan saya pulang" ucap Young Ha.
"Apa hidup miskin itu membahagiakan?" tanya Geunsuk.
Shin Young Ha menatap Geunsuk. Dia tampak tak mengerti dengan pertanyaan itu.
"Sudahlah,, aku harus pergi sekarang" kata Geunsuk.
Shinhye masih sibuk berkutat dengan laptopnya lalu dia diam melamun.
"Apa kau sedang melamunkanku?" tanya Geunsuk yang tiba-tiba sudah ada disana.
Shinhye menatapnya datar. "Mau apa kau kemari?" tanya Shinhye kembali memfokuskan tatapannya pada layar laptop.
"Aku merindukanmu makanya datang kemari" jawab Geunsuk enteng.
"Dasar pembohong. Apa ibumu yang menyuruhmu kemari?"
"Tidak" geleng Geunsuk sambil melihat-lihat kamera yang ada di dekat Shinhye.
"Jangan sentuh kameraku" Shinhye langsung menarik kameranya.
"Kau galak sekali" cetus Geunsuk.
"Bagaimana bisa kau membawa seorang office girl di kantormu kehadapanku dan berbohong,, apa kau pikir kau sudah sehebat itu" kata Shinhye tanpa melihat Geunsuk.
"Tapi setidaknya kau tertipu,, aku tidak akan ketahuan kalau saja kau tidak datang ke kantorku" sahut Geunsuk.
"Harusnya kau bawa saja pelacur kehadapanku karena mungkin aku tidak akan pernah menemuikannya" cetus Shinhye.
Air muka Geunsuk mengeras, dia tampak tersinggung dengann ucapan Shinhye. Geunsuk langsung menarik Shinhye dan mengehentakkannya ke dinding.
"Kenapa sekarang kau selalu bicara kasar padaku? Selama ini kau selalu bersikap lembut dan tergila-gila padaku" kata Geunsuk.
"Kau pikir keadaan akan sama selamanya? Aku wanita yang punya harga diri. Aku tidak akan lagi mengharapkan seseorang yang tidak menyukaiku. Dan sudah jelas kenapa tujuan pertunangan kita, lalu apa yang harus kuharapkan lagi dari ini?" jawab Shinhye.
Geunsuk terdiam. Dialah yang telah menyadarkan gadis itu tentang keadaan mereka padahal tadinya gadis itu begitu menggilainya dan sangat mencintainya. Tapi setelah Geunsuk mengatakan semua kebenaran,, dia pun sadar ini hanya cinta sepihak. Entah apa yang ada di hati Park Shinhye saat ini.
"Kenapa kau tidak berusaha untuk membuatku jatuh cinta padamu saja?" tanya Geunsuk.
"Apa aku harus tidur denganmu supaya kau jatuh cinta padaku?" balas Shinhye. "Sudah banyak wanita yang kau tiduri, adakah diantaranya yang kau cintai? Sudah kubilang, aku punya harga diri dan aku tidak akan mengejar pria yang tidak mencintaiku. Apa lagi hanya untuk pria brengsek sepertimu" lanjut Shinhye.
Geunsuk terdiam,, dia melepaskan cengkramannya pada kedua bahu Shinhye. Shinhye melewatinya berjalan pergi tapi tiba-tiba Geunsuk menariknya lalu menciumnya.
To Be Continued.........
Chapter 1# Chapter 3#
No comments:
Post a Comment