Search This Blog

Thursday, 6 October 2016

Chapter 7#

FOR YOU,  FOR ME

Kediaman Keluarga Park.

Shinhye larut dalam lamunannya. Nyonya Park berjalan menghampirinya.

"Kapan kau pulang? Ibu pikir kau masih ada syuting di Desa Junju?" tegur Nyonya Park.


"Syutingnya sudah selesai lebih cepat dari perkiraan" jawab Shinhye tanpa menoleh.

"Baguslah kalau begitu kau bisa secepatnya mengukur gaun pengantinmu" kata Presdir Lee.

"Gaun pengantin?"

"Ibu dan Presdir Cha sudah menentukan tanggal pernikahan kalian. 10 hari lagi adalah hari pernikahanmu" jawab Nyonya Park.

"Mwo? 10 hari lagi? Kenapa mendadak begini Bu?" tanya Shinhye protes.

"Tidak ada yang mendadak. Sejak hari pertunanganmu kau harusnya sudah siap untuk hari pernikahanmu. Shinhye,, untuk masalah yang terjadi pada keluarga kita saat ini, segera menikah dengan Geunsuk adalah jaminan untukmu" ujar Presdir Lee.

"Jaminan ibu bilang? Aku bukan anak haram yang butub jaminan dari siapapun Bu. Ibu sekali pun tidak pernah bertanya bagaimana pendapatku. Aku juga punya impianku sendiri" protes Shinhye.

"Bukankah impianmu adalah menjadi Sutradara? Impian itu sudah ibu biarkan tercapai. Saat kau lahir, orang tuamu juga punya impian terhadapmu dan sekarang giliran impian kami yang kau kabulkan" tegas Nyonya Park.

Shinhye hanya bisa menatap ibunya nanar.


Presdir Lee sedang membaca buku di kamar tidurnya. Ketua Park baru saja pulang, Nyonya Park hanya bersikap dingin padanya. Setelah bertukar pakaian Ketua Park naik ke atas ranjang.

"Yeobo,, apa tidak terlalu terburu-buru pernikahan putri kita?" kata Ketua Park.

"Ini semua juga gara-gara dirimu. Kalau bukan karena kau memiliki anak haram, aku tidak akan mendesak seperti ini" sahut Istrinya itu.

"Kau masih marah padaku?"

"Luka atas pengkhianatanmu ini tidak akan pernah bisa sembuh" jawab Presdir Lee.

"Maafkan aku, aku sungguh menyesal. Tidak pernah ada niatmu untuk melukai hatimu. Aku sangat mencintaimu" ucap Ketua Park.

"Seperti inikah yang kau sebut cinta? Memiliki anak dari wanita lain? Caramu mencintaiku sungguh membuatku terharu" sindir istrinya itu.


***


"Besok jam 10 pergilah untuk mengukur baju pernikahanmu bersama Shinhye" titah Presdir Cha.

"Shinhye masih di desa Junju Bu" sahut Geunsuk.

"Apa kau tidak tau dia sudah pulang ke Seoul 2 hari yang lalu?" tanya Nyonya Jang heran.

"Mwo?? Shinhye sudah kembali ke Seoul?" Geunsuk tampak benar-benar tidak tau tentang hal ini karena seharusnya baru seminggu lagi gadis itu kembali ke Seoul. Tapi kalau dia memang sudah kembali, kenapa tidak menghubunginya?


Jang Geunsuk tiba di kantor Shinhye. "Bos mu ada?" tanya Geunsuk pada anak buah Shinhye.

Belum sempat orang itu menjawab Geunsuk sudah langsung berjalan keruangan kerja Shinhye.

Shinhye tengah berdiskusi dengan Asisten Go sambil melihat layar laptopnyq. Geunsuk langsung menerobos masuk kesana. Sontak kedua orang itu langsung melihat ke arahnya.

"Kau keluarlah dulu, nanti kita teruskan lagi" ujar Shinhye pada Asistennya itu.

"Kenapa kau tidak mengabariku kalau kau sudah kembali ke Seoul? Bukankah sudah kukatakan sebelumnya saat di Junju kalau aku akan menunggumu di Seoul? Kau membuatku seperti orang bodoh" oceh Geunsuk.

"Menungguku?? ch,," decak Shinhye.

"Ada apa denganmu?" tanya Geunsuk heran.

"Bukankah kau bersenang-senang disini dengan wanita-wanitamu itu. Kenapa harus repot denganku? Dan kau,, kau mengingkari janji. Saat itu kau beri aku waktu 6bulan untuk menikah, aku masih punya waktu 4bulan lagi tapi kenapa 10 hari lagi hari pernikahan itu dilaksanakan?" tanya Shinhye.

"4bulan atau pun 10 hari lagi apa bedanya, toh akhirnya kau juga akan menjadi istriku" sahut Geunsuk enteng.

"Aku ingin pernikahan ini dibatalkan dan hubungan palsu kita segera di akhiri.. Aku sudah benar-benar lelah" kata Shinhye tiba-tiba.

"Mwo?? Apa kepalamu terbentur saat di Junju, kenapa tiba-tiba kau bicara begini?" tanya Geunsuk heran.

"Aku hanya lelah hidup dalam kepura-puraan. Kebohongan seperti ini cukup dalam drama saja" sahut Shinhye.

"Apa kau sadar dengan apa yang kau ucapkan? Pernikahan kita 10 hari lagi dan kau ingin membatalkannya begitu saja?" Geunsuk masih tak habis pikir.

"Aku akan bicarakan masalah ini dengan ibuku. Pernikahan itu seharusnya dilakukan oleh dua orang yang saling mencintai,, tapi kita tidak begitu. Sebaiknya kau nikahi saja wanita yang kau cintai bukan wanita yang dijodohkan denganmu sepertiku ini" kata Shinhye.

"Cinta?? Aku tidak peduli dengan lelucon yang bernama cinta. Jangan berbuat hal yang tidak penting. Apa kau tidak tau, nasib Chebol sama dengan Joseon modern. Cinta tidak di butuhkan dalam hubungan ini karena jika bisa saling menguntungkan itu sudah cukup" kata Geunsuk.

"Tapi aku juga punya perasaan,, bagaimana bisa aku menjalani suatu perjikahan yang tidak didasari oleh cinta" cetus Shinhye.

"Bukankah kau mencintaiku? Kurasa itu cukup jadi alasan kita menikah" sahut Geunsuk.

"Kau sungguh tidak punya perasaan" ucap Shinhye.

"Apa kau baru tau?" tanya Geunsuk enteng.

Shinhye menatapnya nanar.

"Cepat siap-siap,, kita harus mengukur baju pengantin kita hari ini" kata Geunsuk.

Shinhye segera menghapus air matanya yang menetes.

"Apa kau tidak mau jalan? Dengar Shinhye jangan coba-coba melakukan sesuatu hal untuk membatalkan pernikahan ini. Jangan hanya memikirkan perasaanmu saja tapi juga pikirkan orang tua kita yang sangat mengharapkan pernikahan ini" kata Geunsuk lagi.


Mereka tiba di butik,, Shinhye mencoba gaun pengantinnya.

"Sangat cantik" puji Geunsuk.

Shinhye tak menyahut,, wajahnya datar.


***

Jang Geunsuk mengajak Shinhye singgah ke apartementnya karena ada barang yang ingin di ambilnya dulu disana.

"Kau duluan saja, aku harus menerima telpon dulu" kata Shinhye.

Setelah Shinhye menjawab telpon itu baru saja dia hendak berjalan masuk tanpa sengaja dia bertemu Shin Young Ha. Shinhye langsung bersikap dingin dan angkuh.

"Darah memang lebih kental dari air. Pepatah itu ternyata benar" ucap Shinhye menyindir.

"Apa maksudmu?" tanya Young Ha.

"Dulu ibumu menggoda Ayahku dan sekarang kau menggoda tunanganku. Tentu saja karena kalian keturunan yang sama" kata Shinhye.

"Jaga bicaramu,, jangan menghinaku dan ibuku" bentak Young Ha.

"Aku hanya bicara fakta. Kenapa kau harus marah" sahut Shinhye enteng.

"Aku tidak menggoda tunanganmu, tapi dia sendiri merasa nyaman bersamaku. Taukah kau artinya itu? Itu pasti karena dia mencintaiku" tegas Young Ha.

"Jika dia mencintaimu lalu kenapa dia bersihkeras ingin menikahiku? Jika dia mencintaimu tentu dia akan menikahimu" kata Shinhye santai.

"Itu.."

"Seminggu lagi hari pernikahanku dan Geunsuk" potong Shinhye.

"Mwo?" Young Ha tampak sedih.

Shinhye tersenyum penuh kemenangan lalu pergi dari sana.

"Menikahimu bukan berarti dia mencintaimu dan kau lebih baik" cetus Young Ha.

"Begitukah?"

Kedua wanita itu berdiri tak jauh dari tangga, tiba-tiba seseorang dari atas berjalan sambil membawa dus lebih tinggi dari tubuhnya. Tiba-tiba dus yang di bawanya itu terjatuh menggelinding menubruk Shinhye dan Young Ha. Kedua gadis itu pun terjatuh menggelinding ke bawah. Di saat yang bersamaan Geunsuk keluar dari apartementnya. Dia melihat keduq wanita itu jatuh.

"Shinhye..." seru Geunsuk.

Geunsuk berlari ke arah Shinhye yang merintih kesakitan, tak jauh darinya Young Ha juga merintih kesakitan. Wajahnya tampak terluka melihat Geunsuk hanya hanya peduli pada Shinhye.

"Cepat panggilkan ambulans untuk wanita itu. Young Ha, bertahanlah" ujar Geunsuk pada Young Ha.

Lalu Geunsuk membopong Shinhye dan segera membawanya ke rumah sakit dengan mobilnya,, dia tak sabar untuk menunggu ambulans. Wajahnya tampak begitu cemas.

"Sabar Shinhye, sebentar lagi kita sampai di rumah sakit" ucap Geunsuk mengusap wajah Shinhye.

Sesampainya mereka di rumah sakit Geunsuk langsung membopongnya ke dalam.

Shinhye langsung di larikan ke UGD.

Setelah satu jam kemudian Shinhye di pindahkan ke ruang perawatan.

"Bagaimana keadaannya Dok?" tanya Geunsuk.

"Anda walinya?" Dokter itu balik bertanya.

"Saya tunangannya" jawab Geunsuk.

"Keadaannya tidak parah. Untunglah tidak ada tulangnya yang patah. Hanya saja tangannya harus di gips karena ada sedikit masalah tapi ini hanya untuk beberapa hari. Dia juga sedikit shock dan kelelahan" jelas Dokter.


Geunsuk memandangi wajah Shinhye yang tertidur. Gadis itu tampak lelah. Geunsuk mengusap lembut wajah Shinhye lalu mengecup keningnya. Ponsel Geunsuk berbunyi, sebuah panggilan telpon dari ibunya. Geunsuk pun keluar dari ruangan itu untuk menjawab telpon.

"Iya Bu, aku masih di rumah sakit sekarang. Keadaan Shinhye baik-baik saja. Dia hanya perlu istirahat" cerita Geunsuk.

"Syukurlah kalau begitu. Kau temani dia, kalau ada apa-apa segera kabari ibu" kata Nyonya Jang.

"Baik Bu" tutup Geunsuk.


Jang Geunsuk teringat akan Shin Young Ha, dia pun segera pergi melihat Young Ha. Keadaan gadis itu lebih baik di banding Shinhye. Keningnya hanya di pakai plester karenq sedikit lecet.

"Bagaimana keadaanmu?" tanya Geunsuk.

"Keadaanku baik-baik saja. Hanya sedikit lecet" jawab Young Ha.

"Syukurlah kalau begitu" ucap Geunsuk.

"Bagaimana Shinhye?" tanya Young Ha.

"Dia juga baik-baik saja. Hanya saja tangannya harus di gips" jawab Geunsuk.

"Kudengar kalian akan segera menikah" cetus Young Ha.

"Ya,, seminggu lagi kami akan menikah" sahut Geunsuk.

"Bukankah Direktur tidak mencintai Shinhye,, lalu kenapa Direktur mau menikahinya?" tanya Young Ha.

"Untuk Chebol, cinta itu tidak penting. Selagi bisa saling menguntungkan menikah pun tidak masalah" jawab Geunsuk enteng.

"Apa tidak ada wanita yang Direktur cintai?" tanya Young Ha tiba-tiba.

"Aku tidak pernah memikirkan hal seperti itu" jawab Geunsuk. "Aku pergi dulu, nanti aku kemari lagi"

Shin Young Ha memandangi Geunsuk.

"Sepertinya ada seorang wanita yang membuatku terlibat lelucon bernama cinta" ucap Geunsuk lalu pergi.

"Siapa?" tanya Young Ha sendiri.


***


Baru saja Geunsuk hendak masuk ke kamar tempat Shinhye di rawat dia menahan diri saat mendengar suara Presdir Lee di dalam sana.

"Seminggu lagi hari pernikahanmu tapi kau malah melukai dirimu seperti ini" keluh Nyonya Park.

"Bisakah pernikahan ini dibatalkan saja Bu?" tanya Shinhye tiba-tiba.

"Apa maksudmu? Jangan gila Shinhye. Jangan bertindak macam-macam" tegur Nyonya Park.

"Apa ibu mau aku menikah dengan pria yang tidak mencintaiku? Aku tidak akan bahagia Bu" kata Shinhye.

"Dari mana kau tau kalau Geunsuk tidak mencintaimu?" tany Presdir Lee.

"Dia tidak pernah sekali pun mengatakan kalau dia mencintaiku. Apa ibu tega membiarkanku terjebak dalam pernikahan tanpa cinta?"

"Ibu dan ayahmu menikah karena cinta, ayahmu sudah ribuan kali mengucapkan kata cinta padaku tapi hal itu tak menjamin apapun. Dia bahkan memiliki anak dari wanita lain. Cinta hanya sebuah lelucon yang tidak penting. Sudah cukup ayahmu mengecewakanku, kau jangan ikut mengecewakanku Shinhye" tegas Nyonya Park.

"Apa ibu tidak sayang padaku?" tanya Shinhye dengan mata berkaca-kaca.

"Ibu sangat menyayangimu melebihi apapun yang ada di dunia ini. Kau putriku satu-satunya. Karena sayangku yang begity besarlah aku ingin kau menikah dengan Jang Geunsuk. Dia adalah pria terbaik untukmu, dia satu-satunya yang pantas untukmu" sahut Nyonya Park.

"Bu, Jewel Gruop akan baik-baik saja meski aku tidak menikah dengan Geunsuk. Kenapa ibu tega menjualku demi perusahaan?" tanya Shinhye nanar.

"Tutup mulutmu Shinhye. Teganya kau sebut aku menjualmu. Aku menjodohkan dengan Geunsuk karena hanya dia pria yang layak untukmu. Dia sederajat dengan kita, ibu sangat yakin dia bisa membahagiakanmu" tegas Nyonya Park. "Kita sudahi perdebatan ini. Istirahatlah agar kau segera sembuh, aku tidak ingin lihat kau memakai gips di hari pernikahanmu nanti" lanjut Ibunya.

Shinhye hanya bisa menangis dalam diam.

Presdir Lee keluar dari ruangan itu. Geunsuk segera bersembunyi agar Presdir Lee tak melihatnya. Setelah Presdir Lee pergi Geunsuk masuk ke ruangan itu. Shinhye menatap jauh ke luar jendela sambil menangis dalam diam.

Geunsuk merasa tak tega melihatnya. Gadis yang selalu tegar di hadapannya ternyata begitu tertekan karena ibunya.


Presdir Lee ternyata pergi keruangan tempat Shin Young Ha di rawat, gadis itu sudah bersiap hendak pulang.

"Dasar kau gadis brengsek,, beraninya kau melukai putriku.. Kau sengaja melakukannya kan?" Presdir Lee langsung menjambak rambut Young Ha.

"Nyonya apa yang anda lakukan? Lepaskan" rintih Young Ha.

Seorang suster masuk ke ruangan itu dan menolong Young Ha.

"Bagaimana kau bisa baik-baik saja sementara putriku harus di gips? Aku akan buat perhitungan denganmu. Kau ingat itu!!" ancam Nyonya Lee.

Ketua Park masuk keruangan tempat Shinhye di rawat. Ada Geunsuk disana yang masih menemaninya.

"Bagaimana keadaanmu? Kenapa bisa seperti ini?" tanya Ketua Park lembut sambil mengelus rambut Shinhye.

"Aku baik-baik saja. Tidak usah pedulikan aku" jawab Shinhye ketus.

"Shinhye" tegur Geunsuk.

"Ayah mengerti jika kau masih marah pada ayah. Ayah sungguh menyesal sudah mengecewakanmu" ucap Ketua Park.

Shinhye tak mengacuhkan ayahnya. Ketua Park mengecup kepala Shinhye kemudian pergi dari sana. Saat dia baru saja keluar, dia bertemu istrinya.

"Kau disini rupanya" sapa Ketua Park.

"Anak harammu itu sudah melukai putriku. Kirim dia jauh dari sini secepatnya atau aku akan buat hidupnya seperti di neraka" ancam Presdir Lee lalu masuk kedalam.

Ketua Park hanya bisa menghela napas.

"Geunsuk kau disini rupanya" sapa Nyonya Park ramah.

"Nde eomoni. Sejak tadi aku memang disini menemani Shinhye hanya saja tadi aku harus menjawab telpon sebentar. Aku sungguh menyesal karena tidak bisa menjaga Shinhye dengan baik hingga dia terluka seperti ini Bu" sesal Geunsuk.

"Ini bukan salahmu. Hanya sedang tidak beruntung saja" sahut Presdir Lee lembut.


***


Asisten Go dan anak buah Shinhye lainnya datang ke rumah sakit untuk menjenguk Shinhye.

"Padahal sebentar lagi hari pernikahan anda tapi malah terluka seperti ini Sutradara" ucap Asisten Go.

"Kalian tau dari mana sebentar lagi aku akan menikah?" tanya Shinhye.

"Kami sudah mendapat undangannya" sahut mereka.

Shinhye sendiri tidak mengetahui tentang hal ini.

"Ternyata ibuku sungguh-sungguh dengan rencananya" gumam Shinhye.


Jang Geunsuk datang menjenguk Shinhye.

"Kalian disini rupanya" sapa Geunsuk.

"Annyeong haseyo Direktur" sapa mereka.

"Dokter bilang hari ini kau sudah boleh pulang" ucap Geunsuk pada Shinhye.

"Hmm" angguk Shinhye.

"Wah Direktur perhatian sekali. Membuat iri saja" cetus Asisten Go.

Geunsuk hanya tersenyum.


Mereka tiba di kediaman Park. Seorang pelayan datang menghampiri mereka hendak membantu memapah Shinhye.

"Biar aku saja" sanggah Geunsuk.

Shinhye menatap Geunsuk.

"Dimana kamarmu?" tanya Geunsuk.

Shinhye tak menjawab, dia masih saja menatap Geunsuk.

"Aku tau kalau wajahku ini tampan. Cepat katakan dimana kamarmu" ucap Geunsuk besar kepala.

Shinhye memutar bola matanya. "Dilantai 2 belok kiri kamar paling pojok"

Geunsuk tiba-tiba menggendong Shinhye.

"Apa yang kau lakukan? Turunkan aku" seru Shinhye.

"Aku sedang membantumu biar lebih mudah" jawab Geunsuk enteng.

"Kakiku baik-baik saja. Yang di gips hanya tanganku" ujar Shinhye.

"Sudah jangan cerewet" kata Geunsuk santai.

Mereka sampai di kamar Shinhye. Saat Geunsuk hendak meletakkan Shinhye di tempat tidur tiba-tiba kakinya tersandung sesuatu hingga tubuhnya menimpa Shinhye. Suasana menjadi canggung, jarak wajah mereka sangat dekat. Geunsuk tiba-tiba saja hendak mencium Shinhye tapi gadis itu langsung memalingkan wajahnya.
Geunsuk pun sadar diri, dia segera bangkit dari posisinya.

"Istirahatlah. Pernikahan kita tinggal menghitung hari. Percuma saja kau berharap untuk membatalkannya karena tidak akan ada yang mendengar pemberontakanmu itu" ujar Geunsuk.

"Aku tau" sahut Shinhye.

Saat Geunsuk baru membuka gagang pintu dia menghentikan langkahnya.

"Sekarang aku masih terima dan mencoba mengerti penolakanmu terhadapku tapi saat kau sudah jadi istriku perlu kau tau aku tidak ingin penolakan apapun atau menunda apapun. Kau mengerti maksudku kan?"

Shinhye hanya diam tak menyahut.



Nyonya Park mendatangi Shin Young Ha. Dia memberikan sebuah amplop putih.

"Apa ini?" tanya Young Ha.

"Tiket ke Rusia. Aku sudah siapkan tempat tinggal untukmu disana. Hari kau berangkat bertepatan dengan hari pernikahan putriku. Pergilah,, ini adalah kebaikan pertama dan terakhirku untukmu" kata Nyonya Park.

"Nyonya anggap ini sebuah kebaikan? Membuatku terpisah dari semuanya dan tinggal sebatang kara di sana?" tanya Young Ha tak percaya.

"Jika kau tetap disini, kau hanya akan merasakan betapa kejamnya diriku" sahut Nyonya Park.

Shin Young Ha menatapnya nanar sambil memegang tiket yang di berikan Presdir Lee padanya.


***


Hari pernikahan itu akhirnya tiba juga. Shinhye tengah di dandani. Nyonya Park memandangi putrinya dengan mata berkaca-kaca.

"Kenapa Bu?" tanya Shinhye heran.

Presdir Lee langsung menyeka air matanya.

"Tidak apa-apa. Kau sangat cantik dengan gaun pengantin itu. Sebentar lagi kau akan menjadi seorang istri, kau harus rukun dengan suamimu. Binalah rumah tangga yang baik dan.. Jangan tiru orang tuamu ini" pesan Presdir Lee.

"Eomma.." jarang sekali Shinhye melihat ibunya seperti ini karena biasanya dia selalu tampak sebagai wanita kuat nan hebat. Shinhye pun jadi ikut terharu dan hampir menangis.

"Jangan menangis, nanti make up mu rusak" ujar Nyonya Park.

Di luar Ketua Park mendengar pembicaraan itu pun ikut terharu.

Produser Lee masuk ke ruangan itu.

"Noona, sebentar lagi" katanya.

Acara pernikahan itu di mulai. Jang Geunsuk berdiri di atas altar menanti pengantin wanitanya.
Park Shinhye di dampingi ayahnya berjalan diatas altar menuju tempat Geunsuk berdiri. Ketua Park memberikan tangan Shinhye pada Geunsuk, pria itu pun menyambutnya.

Mereka mengikrarkan janji suci pernikahan disambut riuh tepuk tangan para undangan. Senyum kebahagiaan terpancar jelas di wajah kedua orang tua pengantin itu. Harapan mereka akhirnya tercapai.

Dari semua tamu undangan yang hadir, Shinhye melihat sosok Kim Jaehyuk disana. Gadis itu menatapnya dalam.

"Bola matamu hampir copot karena kau memandanginya seperti itu. Hanya aku pria yang boleh kau pandangi seperti itu" bisik Geunsuk sambil terus tersenyum menahan.

"Kenapa dia bisa ada disini? Tidak mungkin ibuku yang mengundangnya. Jangan-jangan kau yang...."

"Ya, aku mengundangnya. Sebelumnya dia bermain di film mu. Orang-orang akan berpikir aneh jika dia tidak di undang. Aku tidak mau ada yang membuat gosip antara kau dan pria itu" jelas Geunsuk.

"Cara berpikirmu sama seperti ibuku. Benar-benar mirip" sindir Shinhye.

"Baguslah. Kami pasti akan sangat akur sebagai menantu dan mertua" sahut Geunsuk enteng.

Tiba-tiba ada seorang tamu undangan yang cukup menyita perhatian hadir di sana.

Tidak hanya Keluarga Park, Keluarga Jang pun kaget melihat ke datangan Shin Young Ha disana.

"Kau sungguh meramainkan pesta ini" sindir Shinhye pada Geunsuk tapi Geunsuk sendiri heran melihat kedatangan Young Ha disana.


By: Winda

Chapter 6#
//go.ad2up.com/afu.php?id=526792

No comments:

Post a Comment

Simple theme. Theme images by merrymoonmary. Powered by Blogger.

Popular Posts