Search This Blog

Thursday, 6 October 2016

Chapter 6#

FOR YOU,  FOR ME

Shin Young Ha berdiri gugup disana dengan Presdir Lee dihadapannya menatap tajam.

"Aku tanya kenapa kau ada dirumahku?" tanya Shinhye lagi.


"Young Ha, kenapa kau bisa ada disini?" kali ini Geunsuk yang bertanya.

"Ternyata kalian mengenal gadis ini" kata Nyonya Park tersenyum dingin.

"Dia dulu office girl di Cri-J Group" jawab Shinhye.

"Office girl?" raut wajah Nyonya Park seolah mengejek.

"Eomma sebenarnya kenapa dia bisa ada disini?" tanya Shinhye semakin penasaran.

Belum sempat Presdir Lee memberi jawaban Ketua Park tiba disana.

"Appa mu akan menjawab pertanyaanmu itu" kata Nyonya Park menatap sinis suaminya itu.

Shinhye menatap ayahnya. "Apa dia selingkuhan Appa?" tanya Shinhye.

"Lebih buruk dari itu,, dia adalah anak haram ayahmu" jawab Nyonya Park.

"M-Mwo?" bagaikan tersambar petir Shinhye mendengarnya. Geunsuk yang berada disana pun tak kqlah terkejutnya.

"Yeobo!!" tegur Ketua Park.

"Kau pikir bisa menyembunyikannya dariku?" tanya Nyonya Park.

"Kau memata-mataiku?" tanya Ketua Park.

"Bangkai disimpan seperti apapun bau busuknya pasti tercium juga" sahut Nyonya Park.

"Apa ini sebenarnya. Kenapa Appa bisa punya anak lain. Kenapa dia bisa jadi putri Appa?" Shinhye sangat shock mengetahui hal ini.

"Geunsuk,, tolong kau bawa Shinhye pergi dari sini" pinta Ketua Park.

"Apa yang ingin kau sembunyikan lagi dari Shinhye?" tanya Nyonya Park.

"Appa kenapa bisa seperti ini?" tanya Shinhye yang sudah tak bisa membendung air matanya.

"Geunsuk cepat bawa Shinhye pergi dari sini" perintah Ketua Park.

"Ayo kita pergi" ajak Geunsuk.

"Tidak. Aku harus tau kenapa bisa seperti ini" tolak Shinhye.

"Shinhye ayolah" Geunsuk memaksa membawa Shinhye pergi dari sana. Geunsuk membawa Shinhye masuk ke dalam mobilnya lalu kemudian melajukan mobil itu pergi dari sana. Sepanjang perjalanan Shinhye hanya bisa menangis.


Sementara itu di kediaman Park.

"Kenapa kau bisa ada disini?" tanya Ketua Park pada Young Ha.

"Seseorang datang ke apartementku dan membawaku kemari" jawab Young Ha.

"Kau menyembunyikannya, memberikannya fasilitas juga apartement. Ch,, kau memberikannya apartement di gedung yang sama dengan Jang Geunsuk" kata Predir Lee.

"Mwo,, Geunsuk juga tinggal di apartement itu? Apa dia yang memberitahumu?" tanya Ketua Park.

"Instingku ini sangat tajam dan aku tidak perlu Geunsuk sebagai mata-mata" jawab Nyonya Park.

"Yeobo"

"Teganya kau melakukan ini padaku. Teganya kau mengkhianatiku!!!" Presdir Lee membanting barang-barang yang ada disana.

"Itu kejadian masa lalu. Aku sungguh menyesal" ucap Tuan Park.

"Dia adalah hasil dari pengkhiatanmu di masa lalu. Penyesalanmu tidak berguna sama sekali. Katakan padaku,, apa masih ada anak lainnya yang kau sembunyikan dariku?" tanya Nyonya Park dengan tatapan penuh amarah.

"Lee Haa Ya!!" Tegur Ketua Kim.

"Kenapa kau bawa gadis ini dalam hidupmu?" tanya Presdir Lee.

"Dia sudah tidak punya siapa-siapa lagi. Ibunya sudah meninggal" jawab Ketua Park.

"Itu bagus karena jika tidak, aku sendirilah yang akan membunuhnya" desis Nyonya Park.

Shin Young Ha menatap Presdir Lee.

"Dengarkan aku baik-baik. Sejak 24tahun yang lalu seluruh dunia mengetahui kau punya seorang putri bernama Park Shinhye. Hanya seorang putri dan sampai kau matipun akan tetap begitu. Jangan pernah kalian berani menunjukkan hubungan kalian pada orang lain" tegas Nyonya Park.

"Yeobo,, kau mana bisa begitu. Dia putriku, putrimu juga" ujar Ketua Park.

"Tidak!! Putriku hanya Shinhye. Dia hanya duri dalam daging bagiku. Aku akan kirim dia kebelahan bumi lainnya yang jauh dari Korea. Aku tidak ingin ada yg tau tentang keberadaannya" tegas Nyonya Park.

"Nyonya,, anda mana bisa bertindak seenaknya begitu padaku" sanggah Young Ha.

"Tutup mulutmu. Kaulah yang telah seenaknya masuk dalam keluargaku. Keberadaanmu merusak ketentraman keluargaku. Pergi ketempat yang aku siapkan atau menetap di Korea tapi hidupmu akan kubuat seperti di neraka. Pilihlah" tegas Nyonya Park.

"Yeobo,, kenapa kau sekejam ini?"

"Kaulah yang telah bersikap kejam padaku. Pengkhianatan ini tidak akan pernah aku lupakan" kata Nyonya Park pergi meninggalkan tempat itu.

"Appa" Young Ha menatap ayahnya.

"Tenanglah, aku akan selesaikan masalah ini" ujar Ketua Park.


***


Jang Geunsuk membawa Shinhye ke apartementnya. Shinhye masih terduduk diam dengan air mata yang terus mengalir. Geunsuk memberikannya segelas air.

"Kau harus tenangkan dirimu" ujar Geunsuk.

"Kenapa hidupku dikelilingi pengkhianata? Kupikir Appa ku adalah satu-satunya pria terbaik di dunia ini tapi ternyata semua pria sama saja brengseknya" tuding Shinhye.

Geunsuk terdiam, dia merasa tersindir dengan ucapan Shinhye.

"Shin Young Ha,, gadis itu,, kenapa bisa dia menjadi putri appa ku?"

"Pasti ada alasannya kenapa Ayahmu punya berhubungan dengan wanita lain hingga punya anak" kata Geunsuk.

"Apa mungkin karena ibuku wanita yang menyebalkan? Mungkin karena ayahku tidak mencintai ibuku?" duga Shinhye.

"Nde??"

"Bukankah kau seperti itu makanya terus menerus mengkhianatiku? Ternyata sama saja" kata Shinhye.

"Tiap orang punya masalahnya masing-masing" ucap Geunsuk. "Sudah malam,, tidurlah. Kau pasti lelah" sambung Geunsuk.

Geunsum menyelumuti Shinhye dan membelai kepala gadis itu lembut.

"Kau,, apa kau juga punya anak dengan wanita lain?" tanya Shinhye tiba-tiba.

Geunsuk yang tadinya hendak beranjak pergi pun langsung menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Shinhye.

"Aku memang tidur dengan banyak wanita tapi aku sama sekali tidak berniat memiliki anak haram dari wanita lain. Aku hanya ingin anak yang sah" jawab Geunsuk.

"Bagaimana kau bisa yakin jika dari hubunganmu itu tidak menghasilkan anak. Seperti ayahku, aku yakin dia juga tidak berniat punya anak dari wanita lain tapi nyatanya wanita itu melahirkan anaknya" kata Shinhye lagi.

"Kau tenang saja,, seberengsek apapun diriku. Aku tidak akan membuatmu bernasib sama seperti ibumu" tegas Geunsuk.

Shinhye membalikkan badannya dan menangis dalam diam.

Geunsuk merasa iba melihat Shinhye seperti itu.

Keesokkan harinya. Geunsuk bertemu dengan Ketua Park.

"Bagaimana keadaan Shinhye?" tanya Ketua Park.

"Dia sangat sedih dan shock. Tapi dia baik-baik saja" jawab Geunsuk.

"Apa dia tidur di tempatmu semalam?" tanya Tuan Park lagi.

"Benar aboenim" jawab Geunsuk.

"Tolong jaga dia,, dia pasti sangat kecewa padaku" kata Ketua Park.

"Nde, aboenim" angguk Geunsuk.

Saat Shinhye keluar dari apartement Geunsuk tanpa sengaja dia bertemu Shin Young Ha.

"Kenapa kau ada disini?" tanya Shinhye.

"Aku juga tinggal di gedung ini" jawab Young Ha.

"Begitu rupanya, jadi ayahku memberikanmu apartement?" kata Shinhye sinis.

"Jangan terlalu membenciku. Hidupmu jauh lebih beruntung dariku" kata Young Ha.

"Itu karena aku bukan anak haram" jawab Shinhye menusuk.

"Tidak ada seorang pun anak di dunia ini yang ingin terlahir sebagai anak haram" kata Young Ha.

"Kalau begitu salahkan ibumu yang sudah melahirkan anak haram sepertimu" cetus Shinhye.

"Kau!! Bagaimana pun aku ini kakakmu. Sopanlah saat bicara denganku" ujar Young Ha.

Shinhye tertawa mendengarnya. "Sejak lahir aku ini anak tunggal dan selamanya pun akan begitu" sahut Shinhye.

"Kau sungguh mirip dengan ibumu. Darah memang lebih kental dari air" sindir Young Ha kemudian berlalu dari sana.

Shinhye menatapnya tajam.

Park Shinhye berada di kantornya. Dia tak bisa konsentrasi dengan pekerjaannya. Kepalanya terasa sakit. Shinhye memijat-mijat kepalanya.

"Anda baik-baik saja?" tanya Asisten Go.

"Kepalaku sakit" jawab Shinhye.

"Saya akan ambilkan obat untuk anda" kata Asisten Go.

Saat Asisten Go hendak keluar dari ruangan itu dia berpapasan dengan Ketua Park yang masuk ke sana.

"Annyeong Haseyo Ketua Park" sapa Asisten Go.

Shinhye langsung melihat saat mendengar suara Asisten Go. Raut wajahnya berubah dingin saat melihat ayahnya disana.

"Mau apa ayah datang kemari?" tanya Shinhye.

"Maafkan ayah karena sudah mengecewakanmu" ucap Ketua Park.

Shinhye tak menyahut.

"Kau tolong bicara dengan ibumu. Tolong terima Young Ha. Bagaimana pun dia itu saudaramu" bujuk Ketua Park.

"Seumur hidupku aku tidak pernah sekali pun setuju pada apapun yang ibu lakukan tapi untuk kali ini, untuk pertama kalinya aku berpihak pada ibu. Sakit karena sebuah pengkhianatan aku sangat mengerti perasaan itu" kata Shinhye.

"Shinhye,, Young Ha sudah sangat menderita selama ini. Hidupnya tidak seberuntung dirimu" kata Tuan Park.

"Salahnya terlahir sebagai anak haram" cetus Shinhye.

"Shinhye!!" tegur Ketua Park.

"Selama ini ayah selalu sibuk dan tidak pernah punya waktu untukku. Ini adalah pertama kalinya ayah datang ke kantor ku tapi itu karena Young Ha" kata Shinhye dengan tatapan terluka.

"Maafkan ayah. Ayah juga tidak pernah bermaksud mengkhianati kalian. Kejadian itu sudah sangat lama. Wanita itu, dia wanita yang bisa membuat ayah nyaman di dekatnya. Ayah terlalu tertekan dengan sikap ibumu saat itu. Tapi ayah sungguh tidak berniat ingin memiliki anak dengannya. Semua terjadi begitu saja" cerita Ketua Park.

"Apa ayah mencintai ibu?" tanya Shinhye.

"Sangat. Karena ayah sangat mencintai ibumu lah maka ayah tetap bertahan bersama ibumu seperti apapun dia" jawab Ayahnya.

Shinhye segera menyeka air matanya yang mengalir begitu saja.

"Tidak ada pengkhianatan dalam cinta. Begitulah harusnya" ucap Shinhye.


***


Presdir Park sedang larut dalam lamunannya lalu Sekertarisnya memberitahukan kedatangan Shin Young Ha yang ingin bertemu dengannya.

"Apa maumu?" tanya Nyonya Park langsung.

"Tolong masukkan aku dalam kartu keluarga anda" pinta Young Ha.

"Mwo? Apa kau sedang bermimpi?" tanya Nyonya Park sinis.

"Bagaimanapun aku adalah putri Ketua Park. Sebenci apapun anda padaku, fakta tidak akan bisa anda ubah" ucap Young Ha.

"Tutup mulutmu!! Hanya Park Shinhye satu-satunya putri dalam keluargaku. Jangan pernan berharap kau bisa masuk dalam kelaurgaku. Selama aku hidup tidak akan kubiarkan namamu ada dalam kartu keluargaku" tegas Nyonya Park.

"Ibuku juga sudah banyak menderita selama ini. Tolong Nyonya jangan terlalu membenciku" kata Young Ha.

"Penderitaanku jauh lebih besar dari ibumu. Luka karena pengkhianatan ini tidak akan pernah bisa sembuh. Dengarkan baik-baik,, selamanya hanya akan ada satu putri dalam keluarga Park. Selama aku masih bernapas aku akan jadi penghalang untukmu" tegas Nyonya Park.


Shin Young Ha baru saja keluar dari lift. Dia bertemu Park Shinhye disana.

"Kau telah salah mencari lawan. Setelah ini kau akan tau seberapa mengerikannya ibuku" ucap Shinhye lalu masuk ke dalam lift.


Shinhye masuk ke ruangan ibunya.

"Eomma baik-baik saja?" tanya Shinhye.

"Kau bertemu anak haram itu?" tanya Pressir Lee.

"Apa ibu sungguh tidak akan memasukkannya dalam kartu keluarga kita?" Shinhye balik bertanya.

"Jangan harap. Biar bumi terbelah dan langit runtuh sekali pun hal itu tidak akan pernah terjadi. Eomma berjanji padamu Shinhye,, kau akan jadi satu-satunya pewaris Jewel Group" kata Nyonya Park.

"Bagaimana pun dia darah daging ayah. Apa ibu akan tetap menghalangi?" tanya Shinhye lagi.

"Bahkan ayahmu sekali pun tidak akan bisa menghalangiku" tegas Nyonya Park. "Ayahmu itu sungguh melukaiku dengan luar biasa"

"Ayah sangat mencintai ibu. Itulah yang ayah katakan padaku" cetus Shinhye lalu pamit pergi.

Nyonya Park berusaha untuk tegar. Dia menangis dalam diam.


Park Shinhye kembali ke kantornya.

"Apa anda sudah memberitahukan Direktur Jang kalau kita akan pergi ke luar kota?" tanya Asisten Go.

"Aku tidak punya keharusan untuk melapor padanya" jawab Shinhye.

"Terakhir saat anda pergi ke Macau, Direktur Jang sangat khawatir dan kecewa karena anda pergi tanpa memberitahunya" kata Asisten Go.

"Semua persiapan sudah kau siapkan?" tanya Shinhye mengalihkan pembicaraan.

"Ya Sutradara" jawab Asisten Go.

***


Shinhye berangkat ke lokasi syuting di daerah Junju. Sebuah desa terpencil jauh dari keramaian kota, memiliki pemandangan alam yang sangat indah.

Shinhye sedang fokus pada kameranya untuk pengambilan gambar.

Syuting itu sedang mengambil adegan di tepi sungai.

Hari sudah mulai gelap,, syuting untuk hari itu pun di selesaikan. Mereka menginap di sebuah bangunan bekas gedung sekolah yang sudah tak terpakai lagi.

Sedari tadi ponsel Shinhye terus berdering. Presdir Lee tak henti-hentinya mencoba untuk menghubunginya tapi Shinhye enggan untuk menjawabnya.

"Anak ini,, benar-benar menyebalkan!!" gerutu Nyonya Park.

Tidak hanya Presdir Lee, Jang Geunsuk juga mencoba menghubungi Shinhye. Gadis itu akhirnya mencabut batre ponselnya.

Sudah 1 minggu Shinhye dan yang lainnya berada di desa Junju untuk proses syuting. Mereka baru saja break. Shinhye berdiri melamun memandangi bulan yang bersinar terang sambil menyeduh minuman hangat di tangannya.

"Apa kau akan terus menerus membuatku menyusulmu seperti ini?" tiba-tiba terdengar suara Geunsuk disana.

Shinhye pun segera menoleh ke asal suara dan benar saja, Geunsuk berdiri di belakangnya.

"Kau,, kenapa kau bisa ada disini?" tanya Shinhye.

"Dimana pun kau berada aku pasti bisa menemukanmu" sahut Geunsuk.

"Untuk apa kau kemari? Aku sedang bekerja disini" kata Shinhye.

"Kau pergi begitu saja tanpa memberitahuku" Geunsuk terdengar marah.

"Aku tidak punya kewajiban harus melapor padamu kemana aku akan pergi" sahut Shinhye datar.

"Kau anggap apa diriku ini?" tanya Geunsuk.

"Kembalilah ke Seoul. Aku akan lama disini" kata Shinhye tak mengubris pertanyaan Geunsuk.

"Jangan terus menerus mengacuhkanku!! Kau sungguh membuatku gila" Geunsuk memegang erat kedua bahu Shinhye.

"Kenapa denganmu? Kenapa kau bersikap seperti ini padaku?" tanya Shinhye.

"Karena aku tunanganmu" jawab Geunsuk.

"Kau hanya terpqksa bertunangan denganku. Jadi jangan bersikap berlebihan. Bukankah ini melanggar aturan perjodohan?" kata Shinhye heran.

"Kau.."

Geunsuk sebenarnya hendak marah tapi dia sadar,, pikiran Shinhye tak disana. Wajah gadis itu juga sangat murung. Mungkin ini ada hubungannya dengan ayahnya.

"Aku sedang tidak ingin bertengkar denganmu" kata Geunsuk akhirnya.

Shinhye hanya diam.

"Ayo ikut aku" Geunsuk menarik tangan Shinhye.

"Mau kemana?"

Geunsuk mengajak Shinhye ke tepi sungai di bawah air terjun. Sinar bulan lebih terang disana memancarkan cahayanya pada air sungai.

"Cantik sekali" ucap Shinhye terpukau.

Geunsuk hanya tersenyum sambil memandangi wajah Shinhye.

"Ternyata dia sangat cantik jika tersenyum seperti ini" ucap Geunsuk dalam hati.

Geunsuk dan Shinhye duduk di pinggir sungai itu.

"Masalah ayahmu jangan terlalu dipikirkan" kata Geunsuk.

"Selama ini ayahku adalah orang yang paling aku kagumi. Tapi semua itu berubah seketika. Seumur hidupku ini adalah pertama kalinya aku merasa kasihan pada ibuku. Aku sendiri tidak tau harus berbuat apa. Fakta bahwa ayahku memilki anak selain diriku. Sungguh mengejutkan" kata Shinhye.

"Terkadang semua yang terjadi di dunia ini tidak bisa berjalan seperti keinginan kita. Tapi bukan berarti dunia berakhir karenanya. Jangan bersedih,, kau adalah gadis paling tangguh yang pernah kutemui" kata Geunsuk.

"Terima kasih,, kata-katamu memotivasiku" ucap Shinhye.

Shinhye menyandarkan kepalanya dibahu Geunsuk. Mereka saling menatap, perlahan Geunsuk mendekatkan wajahnya pada Shinhye dan mencium lembut bibir Shinhye.


"Kemana Sutradra pergi? Kenapa menghilang begitu saja" Asisten Go sedang mencari Shinhye bersama seorang kru.

"Sssttt" kata kru itu tiba-tiba menutup mulut Asisten Go. Mereka segera bersembunyi saat melihat Shinhye sedang berciuman dengan Geunsuk.

"Bukankah itu Direktur Jang?" tanya Kru itu berbisik.

"Ya,, tapi kenapa dia ada disini?" tanya Asisten Go heran.

"Apalagi? Tentu saja menyusul Sutradara Park" jawab Kru itu tersenyum-senyum.

"Kalau begitu sebaiknya kita kembali istirahat" ajak Asisten Go.


***



Syuting hari itu kembali di mulai. Geunsuk masih berada disana. Dia terus memperhatikan Shinhye yang begitu fokus pada pekerjaannya.

Hampir seharian syuting itu dilakukan. Saat break mereka tampak benar-benar lelah.

"Ikut aku" Geunsuk langsung saja menarik tangan Shinhye berlari kedalam sungai.

"Yakhh,, pakaianku basah semua" seru Shinhye.

"Bukankah air sungainya sangat segar? Heii kalian juga semuanya cepatlah kemari" himbau Geunsuk.

Para artis dan kru itu saling tatap lalu ikut berlari kedalam sungai.

"Benar,, air sungai ini sangat segar"

Akhirnya mereka semua pun bermain air.

Malam harinya mereka membuat api unggun.

"Hangatnya"

"Direktur,, ayo nyanyikan sebuah lagu" pinta Asisten Go sembari memberikannya gitar.

Geunsuk pun mengambil gitar itu dan mulai menyanyikan sebuah lagu.

Sujubeun geu soksagim
seumyedeuneun gwetgae

Sobokhage ssahyeoganeun
urideureui iyagi

Seororeul barabomyeo
saraganeun

Cham eoriseokgo
yeppeunmoseubdeul

Tabaktabak georeoganeun
najeumakhan golmokgil

Deungsairo bichweooneun
hanmogeunmeui
hearsalcheoreom

Mueotjocha alsueoptdeon
naege

Jageun kkum hanareul
shimeojuneun neo

My Precious My Precious
My Precious My Precious


Selama menyanyi Geunsuk tak sedetik pun melepaskan tatapannya dari Shinhye.

Orang-orang disana pun tersenyum melihatnya. Mereka semua bertepuk tangan saat Geunsuk selesai bernyanyi.

"Wah Direktur,, suara anda ternyata sangat bagus. Seperti penyenyi sungguhan" puji Asisten Go 


"Kapan kau akan kembali ke Seoul?" tanya Shinhye saat mereka tinggal berdua saja disana.

"Kau sendiri apa masih lama disini?" Geunsuk balik bertanya.

"Kira-kira masih 2 minggu lagi" jawab Shinhye.

"Masih lama ternyata,, sebenarnya aku masih ingin disini. Tapi aku masih banyak pekerjaan yang harus di kerjakan" kata Geunsuk.

"Kalau begitu pulanglah ke Seoul" ujar Shinhye.

"Hmm"

Pagi-pagi sekali Geunsuk bersiap pulang ke Seoul.

"Kau jangan bersedih lagi. Jika kau merindukanku, hubungi saja aku" ujar Geunsuk.

"Ckk" Shinhye berdecak mendengarnya.

Geunsuk berjalan pergi tapi dia tiba-tiba berbalik dan mencium Shinhye.

"Aku tunggu kau di Seoul" ucap Geunsuk lalu segera pergi.

Shinhye memegang bibirnya sambil menatap kepergian Geunsuk.


***


Seoul..


Presdir Lee bertemu dengan Nyonya Jang di sebuah kafe.

"Anda setuju untuk mempercepat pernikahan ini?" tanya Nyonya Park.

"Tentu saja, semakin cepat semakin baik" jawab Nyonya Jang.

"Saat ini Shinhye sedang tidak di Seoul karena sedang syuting di desa Junju. Setelah dia kembali kita akan bicarakan tanggal pernikahannya" kata Nyonya Park.

"Bagaimana jika kita tetapkan saja tanggalnya sekarang. Cukup memberitahukannya saja pada anak-anak kita kapan pelaksanaannya" saran Nyonya Jang.

"Baiklah kalau anda ingin seperti itu" Presdir Lee menyetujui.

"Kita akan segera jadi keluarga. Saya sangat senang dengan hal ini" ucap Nyonya Jang.

"Saya pun demikian" sahut Nyonya Park.


Jang Geunsuk baru saja keluar dari apartementnya. Dia bertemu dengan Shin Young Ha disana.

"Apa kabar Direktur" sapa Young Ha.



Mereka berada di sebuah kafe.

"Bagaimana ini bisa terjadi? Kenapa kau tidak bilang padaku dari awal kalau kau dan Shinhye bersaudara?" tanya Geunsuk.

"Saya juga baru mengetahuinya. Beberapa waktu yang lalu saya bertemu Ketua Park di makam ibuku. Waktu itu saya baru mengetahui kalau dia ayahku" jelas Young Ha.

"Lalu sekarang apa yang akan kau lakukan. Setauku Presdir Lee sangat membencimu. Dia bukan tipe orang yang akan bermurah hati" kata Geunsuk.

"Presdir Lee berencana mengirimku keluar negri. Tapi aku tidak mau seperti itu. Aku tidak ingin lari dari apapun" cerita Young Ha.

"Tapi jika kau tetap disini itu akan membahayakanmu. Presdir Lee dan ibuku punya sifat yang tak jauh berbeda. Mereka bisa singkirkan apapun yang menurutnya mengganggu" ujar Geunsuk.

"Tidak bisakah Direktur menolongku?" tanya Young Ha.

"Jujur, aku juga tidak tau harus berbuat apa" jawab Geunsuk.

Shin Young Ha pun tertunduk sedih.

Geunsuk bangkit dan merangkulnya.

"Jangan sedih,, aku akan coba mencari jalan keluar untukmu" ucap Geunsuk.

"Terima kasih Direktur"

"Kau mau ikut denganku?" tanya Geunsuk.

"Hmm" angguk Young Ha.


Jang Geunsuk mengajak Shin Young Ha ke taman hiburan. Mereka menghabiskan waktu disana. Geunsuk membelikan gulali untuk Young Ha. Mereka tampak sangat bergembira.

"Kau bahagia?" tanya Geunsuk.

"Hmm,, aku sudah merasa lebih baik. Terima kasih Direktur" ucap Young Ha memeluk Geunsuk. Geunsuk pun membalas pelukan itu.


Setelah seharian menghabiskan waktu di taman bermain saatnya mereka pulang. 

Park Shinhye sedari tadi menunggu Geunsuk di koridor gedung apartement itu. Dia tersenyum senang saat melihat Geunsuk keluar dari mobil dan hendak menghampirinya. Tapi seketika senyumannya itu menghilang dan langkahnya terhenti saat melihat Geunsuk membukakan pintu mobil untuk Young Ha. Shinhye pun segera bersembunyi saat Geunsuk dan Young Ha berjalan ke arahnya. Setelah kedua orang itu masuk ke dalam lift Shinhye pun berjalan pergi dari sana dengan pipi berlinang air mata.




To Be Continued.....
By: Winda

Chapter 5#                               Chapter 7#
//go.ad2up.com/afu.php?id=526792

No comments:

Post a Comment

Simple theme. Theme images by merrymoonmary. Powered by Blogger.

Popular Posts