Dua hari lagi aku berencana untuk pergi
ke kota sebelah SOLO hanya menempuh
satu jam untuk sampai disana. Aku punya teman disana yang berkuliah di UNS,
namanya Muhammad dia berasal dari Lybia. Beberapa minggu yang lalu dia datang
berkunjung ke Jogja sekedar untuk jalan-jalan dan menemuiku tentunya.
Ya… kawasan malioboro
tempat paling aku suka untuk sekedar duduk-duduk disana karena pada malam
harinya akan ada banyak badut berkostum seperti spongebob, patric, mickymouse,
massya, sampai-sampai yang pakai kostum hantu juga ada.
“Ayo
kesolo” saat ini aku sedang bertukar pesan di WA dengan
Muhammad
“Nanti
aku nginap dimana??” tanyaku ke Muhammad
“Di
kosku bisa” balasnya
“Kamu
yakin??” tanyaku
“ya,
tidak apa-apa”
Tanggal
25 desember pemberangkatan pada pukul 16.00 tertera di selembar tiket kereta
api yang aku pegang saat ini. Hari ini untuk pertama kalinya aku naik kereta seumur
hidupku dengan hanya membawa satu buah helem berwarna biru pemberian mantanku
dan sebuah ransel, aku akan stay di solo selama dua hari tiga malam. Ternyata
seperti ini suasana di stasiun kereta api, ramai dengan orang-orang yang akan
berpergian jauh maupun dekat.
Kereta yang ku tumpangi
saat ini berlahan mulai bergerak. Wowww……… seperti ini rasanya naik kereta api,
tidak seperti yang aku bayangkan sebelumnya. Seperti di acara-acara tv yang
sering aku tonton. Ketika berada di dalam kereta akan terasa goncangan-goncangan
yang kuat sehingga pada saat dudukpun seperti sedang berjoget-joget seperti
mengikuti irama lagu dangdut. Ternyata aku salah… rasanya sama saja seperti
sedang menaiki kendaraan darat umum lainnya.
Setelah
satu jam duduk diam didalam kereta, sesekali meminum soft drink aku terlihat
tepatnya seperti orang galau yang lagi lari dari masalah karena kelilit hutang
sama renternir, akhirnya sampai juga ‘MEMASUKI
STASIUN SOLO BALAPAN’.
Akupun bergegas turun dari kereta dan
menuju ke pintu keluar stasiun. Muhammad ternyata sudah stay didepan pintu
keluar sambil melambaikan tangan. Tentu saja aku bisa segera menemukannya
secara tinggi badanya mungkin lebih dari 185 cm dan berwarna kulit gelap.
“Hey how are you my friend?” Muhammad
menjulurkan tangannya.
Akupun meraih dan menjabat tangannya
“Hey I’m fine”
Dia merangkul bahuku sambil berkata “Oke…
pertama-tama kita harus meletakkan ranselmu”
Kami berjalan menuju ke parkiran motor
dan segera meninggalkan lokasi stasiun solo balapan.
Ternyata
hanya beberapa menit jarak antara kosan dia dengan stasiun kereta, aku sudah
sampai dikosannya. Terdapat tiga bangunan dalam satu pagar. Bangunan pertama
yaitu tempat kosannya Muhammad terdapat tiga kamar yang dihuni hanya dua orang
saja. Bangunan kedua posisinya terletak di tengah-tengah ini adalah rumah
pemilik kos-kosan. Hanya tinggal seorang wanita paruh baya dan bangunan ketiga
itu ya dihuni oleh penyewa yang lainnya.
“Oke… kamu bisa tinggal dikamar ini”
Muhammad membuka pintu kamar tersebut dan mempersilahkan aku untuk masuk “Aku
dikamar sebelah dan temanku dikamar yang satunya lagi”
“Temanmu mana?” tanyaku
“O… mungkin lagi pergi keluar” jawabnya
sambil mengangkat bahu dan kedua tangannya menandakan ketidak tahuan.
Aku meletakkan ranselku di samping dipan
“So… where we go??” tanyaku kepadanya.
“Hmmmm….. kita harus jalan-jalan” Jawabnya
sambil mengedipkan sebelah mata.
Soreh itu dia mengajakku ke alun-alun
yang ada di solo, disana seperti sedang ada acara mirip sekatenan di Jogja,
kalau di tempatku biasa disebut pasar malam.
Dari alun-alun lanjut menuju ke salah
satu mall yang ada di solo, disepanjang jalan dia sengaja mengendarai motor
dengan cepat maksudnya apa lagi kalau bukan untuk menjahiliku yang ketakutan
dibelakang sambil menarik bajunya.
Tidak hanya mengendarai motor
ugal-ugalan dia juga dengan sengaja meneriaki salah seorang perempuan pengendara
motor yang sedang berhenti di pinggir jalan karena sedang berkomunikasi
menggunakan telefon genggamnya. Spontan saja perempuan tersebut terkejut secara
ada yang tiba-tiba meneriakinya. Muhammad hanya tertawa dengan kelakuannya
sendiri.
No comments:
Post a Comment