“HAPPY BIRTHDAY JUPE”
Kue tart dengan ada bentuk kepala hello
kity dan deretan lilin yang menyala di pinggiran kue di atasnya. Teman-temanku
berkumpul disekitaran kue tersebut sambil berjalan mendekatiku.
Ya hari ini ulang tahunku…. Ini tahun
keduaku dirayakan ulangtahun oleh teman-teman di kota ini Yogyakarta.
Hari ini hari terakhir perkuliahan media
pembelajaran ekonomi di semester ini, tepat pukul 17.00. Ketika dosen pengampuh
meninggalkan ruangan belajar dan akupun meninggalkan ruangan untuk ke toilet
saat itu juga teman-temanku bergegas menyiapkan kejutan tersebut.
“Happy birthday jupeee” bergantian
teman-temaku memberikan ucapan selamat tersebut.
“Thanks ya” aku tersenyum sambil meniup
lilinnya “Oke kalau begitu kita ke SS”
SS adalah nama tempat makan yang berada
di dekat kampusku, disini enggak pernah sepi selalu ramai pengunjung. Mayoritas
pengunjungnya mahasiswa-mahasiswa pastinya.
Aku bukan anak orang kaya yang suka
menghambur-hamburkan uang untuk mentraktir teman-teman, shoping, and hangout bareng ke tempat-tempat
wisata ataupun sekedar nongkrong di alun-alun selatan Yogyakarta dan nongkrong
di titik 0 km Yogyakarta.
Mama hanya seorang guru
di SD dekat tempat tinggalku, aku hanya dikirim uang saku sebesar Rp.
1.500.000,-/bulannya.
Cukup????
Menurut loe????
Untuk tinggal di jogja ini uang segitu
cukup karena untuk makanan disini dijual dengan harga yang relative murah. Mulai
dari Rp. 1.500,-/nasi kucing di angkringan atau Rp. 8.500,-/bungkus di warung
rumah makan padang di belakang kampusku. Tapi bukan karena makanan yang
murah-murah disini sehingga aku bisa mentraktir atau hangout bareng
teman-teman, aku hanya pinter me manage keuangan saja. Maklum anak ekonomi
walaupun bukan ekonomi murni.
Awalnya aku tidak
terbiasa dengan makanan yang ada di sini, why????
Yogyakarta terkenal akan makanan
tradisionalnya gudeg dengan cita rasa
yang manis ‘katanya’ aku sendiripun sampai detik ini belum berani untuk
mencobanya. Selain gudeg, makanan-makanan yang ada di sini juga terkenal dengan
rasa manis seperti ayam bakar yang dibakar dengan kecap manis, sambal yang dikasi
gula, tahu & tempe yang dimasak dengan gula merah yang disebut bacem.
Untungnya sekian lama lidahku bisa
terbiasa dengan makanan disini walaupun tetap sampai sekarang aku belum berani
mencoba gudeg dan kapok untuk makan tahu atau tempe bacem karena rasanya manis
banget pakai banget.
Pernah suatu ketika saat aku sedang
ngumpul bareng dengan teman-temanku di salah satu tempat wisata kuliner yang
ada di Yogyakarta yaitu ‘Raminten’ aku
memesan yang namanya tahu bacem, sejak saat itu aku kapok banget untuk mencobanya.
Oiya… sampai lupa
karena asik bercerita tentang diriku, perkenalkan teman-teman dekatku di sini
yang pertama Khofiyati, panggilannya ophie asalnya dari Purbalingga aku pertama
kali mengenalnya di hari pertama saat materikulasi.
Saat itu dia duduk tepat di belakangku “Iya
aku biasanya ngirim barang kesini” ophie sambil berbicara dengan teman-teman
yang ada di sekitarnya. Dia dulunya sering berjualan baju, jilbab dan
lain-lainnya.
Karena merasa mungkin bisa nyambung
akupun langsung nimbrung “biasanya kamu mengirim paket pakai apa???”
Aku punya online shops, sebelum aku
pergi ke jogja aku mendirikan sendiri online shopsku dengan semangat dan tekat
aku pasti bisa. Alhasil kurang lebih income yang aku dapat perbulannya bisa
membuatku merasa Hidup ini enggang
membosankan dengan pergi keluyuran keluar rumah, iseng-iseng belanja ke
supermarket, traktir teman buat nongkrong bareng dan pastinya sebagian besar
aku tabung untuk berjaga-jaga kalau-kalau aku butuh uang disaat yang tidak
terduga.
“Aku mau makan ini aja” ophie menunjuk
di salah satu menu yang ada di raminten
“Aku apa ya???” sambil membolak-balikkan
buku menu yang ada, ‘Pipit elvanovitasari’ panggilannya pipit asalnya dari
Bangka. Tiap harinya Pipit menggunakan sepeda ke kampus dan sepedanya itu bukan
sepeda cewek yang imut ada keranjang didepannya melainkan sepeda laki-laki.
Kebayang???
Aku pernah mencoba sepedanya tersebut,
buset ini sepeda tinggi sampai-sampai aku takut untuk mengendarainya atau
karena aku sudah lama enggak menggunakan sepeda???
Aku mengenal Pipit di saat yang sama
saat bertegur sapa dengan Ophie karena Pipit juga ada di sebelahnya.
“Hmmm…. Aku yang ini aja deh kayaknya ya
teman-teman” dengan nada seperti ibu-ibu sosialita. Temanku yang satu ini
bernama ‘Nisalia Duata’ panggilannya ‘Nisa’, dulu dia kuliah di salah satu
kampus yang isinya perempuan-perempuan dengan gaya high class walaupun sebenarnya isi dompet itu tipis banget kata si
nisa ada yang bela-belain beli barang bermerek dengan harga ratusan ribu untuk
sekedar dipamerin dengan teman-teman yang lain di kampus dengan konsekuensi di
kos hanya makan mie instan setiap harinya.
Nisa berasal dari Belitung, aku
mengenalnya mungkin karena kelakuannya yang unik.
Dia suka menyapa orang-orang yang tidak
dikenal dijalan.
Pernah suatu ketika dia menyapa
pengendara sepeda motor lain yang ada di sebelahnya pada saat menunggu di lampu
merah. “Eh… mbaknya dari Belitung ya?” kebetulan plat motornya berkode Belitung.
Perempuan tersebut kaget dan melirik
kearahnya sambil heran “……????” “Iya”
“Oh… iya aku liat plat motornya jadinya
tahu”
Di sekitar kampus juga pernah menyapa
salah seorang mahasiswa yang sedang berjalan keluar dari parkiran motor. Nisa
jalan berbarengan dengan salah seorang teman kelasku yang bernama Andika dan dengan santainya dia
menyapa mahasiswa tersebut.
“Eh… masnya temanya dika bukan?” sambil
menunjuk mahasiswa tersebut.
Spontan aja itu orang kaget dan bingung “…….?????”
Sambil melihat kekiri kekanan kali aja ada orang lain yang dimaksud bukan dia
tapi dijalan tersebut hanya ada dia sendiri pada saat itu “Bukan mbak”
“Oh… bukan ya? Tak kirain” sambil
menjawab santai santai dan berlalu pergi
“Lah, kan aku dika..” Celetuk andika
heran melihat nisa “Harusnya kamu nanyanya ke aku bukan ke mas-masnya”
Sambil senyum-senyum polos enggak
berdosa nisa menjawab “Hehehe…. Iya ya”
“Aku apa ya???, kamu apa pe?”
Nah yang satu ini namanya ‘Emilia
fatriani’ panggilannya ‘emi’ terkadang ‘emot’. Emi ini berasal dari Lombok, dia
tipe orang yang sulit bergaul diluar dari komunitasnya ‘lombok’. Kos-kosan tinggal serumah dengan anak-anak Lombok. Di
kelas pada awal perkuliahan duduk di deretan anak-anak Lombok. Enggak ngerti
deh gimana ceritanya bisa gabung jadi teman hahahaha….
Yang kurang disini ada satu orang lagi
yaitu IBU DOSEN…
Namanya ‘Debora’ panggilannya ‘mbak Deb’
atau ‘mami’. Dia dosen Ekonomi di UNIMA, Universitas Manado. Asalnya pasti dari
manado kalau begitu…..
Mbak Deb ini pernah berkuliah di salah
satu kampus terkenal se-indonesia yaitu UGM
Lah kalau sudah lulus kuliah kenapa mengulang
lagi?? Dua kali dong berarti S2nya…
Alasan dia berkuliah kembali karena
disuruh atasanya untuk mendalami dunia pendidikan, karena pada saat menjadi
penguji di sidang skripsi dia tidak hanya menjadi tim penguji di ekonomi murni
tetapi juga di pendidikan.
Keren ya mbak Deb hahahaha……
Oke kita kembali pada topic tahu bacem,
saat aku memilih menu yang satu ini aku kira ini tahu rasanya manis seperti
dikasih kecap manis. Dengan santainya tanpa berpikir panjang aku memilih
makanan tersebut “Aku mau tahu bacem satu”
“OMG ini apa?????” teriakku sambil
berusaha menelan sepotong tahu yang ada di mulutku “ini tahu apa puding manis
bingitttttt????”
“Lah kan kamu milih tahu bacem, itu tahu
bacem” gumam ophie sambil santai mengunyah makanannya.
“Manisssss” aku mencibirkan bibirku, ini
tahu sepotong hanya berukuran kurang lebih 4 cm tapi aku ngerasa 30 cm. Berat
banget hatiku untuk menghabiskannya, ini terlalu manis, manissssss…..
“Emang manis, kalau aku suka kok” jawab
ophie.
“Pit mau?” tanyaku ke Pipit
“Ya” jawab Pipit
“Mot mau???” tanyaku ke Emi
“Iye” jawab Emot santai
Alhasil sejak kejadian tahu bacem di
raminten itu aku enggak berani lagi nyoba yang namanya bacem manis banget…..
No comments:
Post a Comment