6 januari 2015 seharusnya aku masih berada dikamarku sambil ngerumpi bareng Nisa
dan Diah. Membicarakan hal-hal yang enggak jelas sambil tertawa dengan volume
seperti satu RT padahal hanya bertiga di dalam kamar. Tapi kenyataannya aku
sedang berada di MD jalan malioboro. Aku duduk
berhadapan dengan seorang
laki-laki bertubuh kurus, rambut yang lurus dan warna kulit kuning langsat. Diatas
meja ada satu cheese burger, kentang goreng medium dan dua cola float. Aku
bukan sedang terjebak dalam situasi prospek MLM tapi tepatnya sedang bertemu
dengan mantanku.
Ya…. Mantanku
namanya Frankelin, dulu aku memberikan panggilan ‘mijon’ untuknya
Sudah lama aku tidak bertemu dengannya,
hari ini pertama kalinya aku bertemu kembali setelah satu tahun aku putus.
Sejak beberapa bulan
yang lalu dia menghubungiku tepatnya di awal bulan oktober, dia mengirim pesan
singkat disalah satu akun chatingku. Dia selalu mengajakku untuk bertemu dengan
alasan ‘Aku kangen kamu’ tapi aku
hanya selalu menanggapi dingin pesan singkatnya tersebut.
Hal itu kulakukan karena aku tidak ingin
mengalami kembali rasa sakit yang pernah aku alami. Saat putus dia mengatakan ‘Kamu terlalu posesif, aku enggak bisa
diperlakukan seperti itu. Aku mau kita putus’
Hal itu terjadi setelah aku menegur
perempuan yang sedang dekat dengannya di facebook, perempuan tersebut beralasan
bahwa dia dekat hanya menganggap mantanku seperti orangtuanya sendiri, dia
memanggil dengan panggilan ‘Dady’.
Are
you sure??? Mana ada yang namanya orang tua angkat
dengan selisih jarak umur 3 tahun. Kamu
gila?????
Enggak ada yang namanya antara perempuan
dan laki-laki bisa berteman dekat banget tanpa ada rasa sedikitpun, hanya
menganggap teman. Menurutku itu “MUSTAHIL” bisa terjadi. Saat ini
menganggap orang tua sendiri besok-besok mungkin dianggap pacarnya sendiri.
Hellooooo???
Are you crazy????
Aku benar-benar syok mendengarkan
keputusan yang diambilnya tersebut. selama tujuh hari aku enggak makan nasi
hanya minum air putih saja walaupun terkadang saat kakakku membawakan cemilan
tetap bisa aku habisin dan setiap soreh mbak-mbak yang jualan sate lewat
didepan kos selalu aku panggil tapi tetap saja aku enggak sanggup nelan yang
namanya nasi, alhasil berat badanku turun 5kg memang saat itu aku ingin
menurunkan berat badan karena terlalu banyak makan dan yang paling disayangkan
yaitu speaker laptopku suaraya pecah karena aku memutar satu album lagu andra
and the backbone dengan volume full ‘SAKIT
HATIKU’.
“Gimana kuliahmu” dia membuka
pembicaraan terlebih dahulu.
Aku memandang kearah matanya “baik, aku
lagi menyusun proposal tesis” kuambil kentang goreng yang ada di atas meja
“mau?” aku menggeser kentang goreng tersebut kearahnya.
“Iya, nanti” jawabnya santai.
“Kamu sendiri gimana? Sudah sidang?”
tanyaku sambil terus menghabiskan kentang yang ada di tanganku.
“Belum, ini masih bimbingan bab 4 sama
bab 5” dia meraih cheese burger yang ada di atas meja “Eh, kampusku sudah negeri
loh sekarang”
“Masa iya? Sejak kapan?” aku mengambil
cola floatku dari atas meja lalu meminumnya dengan perlahan dengan menggunakan
sedotan.
“Ya baru-baru ini, sejak beberapa bulan
yang lalu. Ini aku sengaja menunda sidang biar nanti wisuda statusnya kampus
negeri” dia berbicara dengan logatnya yang khas yang enggak pernah bisa aku
lupain.
Spontan aku menjawab dengan nada bercanda
“Wah.. selamat ya kakak”
“Iya, makasi ya kakak” candanya juga
sambil sedikit tertawa “Aku kangen kamu”
Aku terdiam mendengar kalimat tersebut,
berhenti meminum minumanku “Kenapa kangen” Kuletakkan minumanku diatas meja “Kamu
aneh, seharusnya kamu kangen sama pacarmu bukan dengan perempuan lain”
“Kamukan pacarku” jawabnya singkat
“??? Kita sudah lama putus, kamu sendiri
yang minta putus” jawabku jengkel
“Itu bukan putus, hanya perasaan kamu
saja” jawabnya santai.
Aku semakin geram dengan perkataannya “Bukan
sekedar perasaanku kok, aku masih ingat jelas kalimat yang kamu ucapin itu”
“Tapi bisa kan kita mengulang kembali
saat-saat itu??” dia memandang ke arahku
dengan raut wajah yang serius.
“Itu masalalu enggak akan pernah bisa
terjadi dua kali” aku mengambil kembali minumanku dan meminumnya sedikit.
“Apa yang kamu harapkan dari hubungan
yang sama, pada akhirnya putus juga”
kuletakkan kembali minumanku diatas meja
“Aku mengharapkan yang terbaik” jawabnya
santai sambil perlahan menyenderkan tubuhnya ke kursi.
“Aku enggak bisa” jawabku tegas “Kita
sudah lama putus, move on dari kamu itu susah tau”
“Itu karena hati kamu yang keras, sulit
untuk memaafkan”
“Keras bagaimana?? Aku sudah lama maafin
kamu tapi ini sudah menjadi prinsip aku” aku sedikit menaikkan nada suaraku.
“Mana ada prinsip yang seperti itu! Itu
prinsip orang yang egois!!” diapun juga menaikkan nada bicaranya “Kamu maunya
nuntut aku lebih!!”
“Nuntut bagaimana?? Aku enggak pernah
menuntut apa-apa dari kamu” jawabku semakin jengkel.
“Baguslah kalau begitu” gumamnya sambil
kembali menikmati cheese burgernya.
Previous or Next
No comments:
Post a Comment