Search This Blog

Wednesday, 11 November 2015

Kota Jambi dan Makna Lambang Kota






 Provinsi Jambi dibentuk pada tanggal 6 Januari 1948, sejak itu pula kota jambi resmi menjadi ibukota provinsi. kota jambi sebagai daerah tingkat II pernah menjaddi bagian dari tiga Provinsi yakni Provinsi Sumatera, Provinsi Tengah, dan Provinsi Jambi Sekarang. Hari jadi Pemkot Jambi adalah 17 Mei 1946, dengan alasan pembentukan Pemkot Jambi (sebelumnya disebut Kotamadya sebelum kemudian menjadi kota), adalah 17 Mei 1946 dengan ketetapan Gubernur Sumatera Nomor 103 tahun 1946, yang diperkuat dengan Undang – Undang Nomor 9 Tahun 1956. Kota Jambi resmi menjadi ibu kota Provinsi Jambi pada 6 Januari 1957 berdasarkan UU Nomor 61 Tahun 1958.
Kota Jambi dibelah oleh sungai yang bernama Batanghari, kedua kawasan tersebut terhubung oleh jembatan yang bernama jembatan Aur duri, Jembatan Aurduri dua, dan Jembatan Layang Gentala Arasy.




Geografi:
Luas wilayah administratif pemerintah kota jambi adalah ± 205.38 km²
secara geomorfologis kota ini terletak di bagian barat cekungan sumatera bagian selatan yang disebut sub-cekungan jambi yang merupakan dataran rendah di sumatera bagian timur. Dari topografunya, kota Jambi relatif datar dengan ketingian 0-60 di atas permukaan laut. bagian bergelombang terdapat di utara dan selatan kota, sedangkan daerah rawa terdapat di sekitar aliran batanghari, yang merupakan sungai terpanjag di pulau sumatera dengan panjang keseluruhan lebih kurang 1.700km (11 km yang berada di wilayah kota jambi dengan lebar sungai ± 500 m  ), sungai ini berhulu pada danau di provinsi sumatera barat dan bermuara di pesisir timur sumatera pada kawasan selat berhala. kota jambi beriklim tropis dengan suhu rata-rata minimum berkisar antara 22, 1-23,3°C  dan suhu maksimum antara  30,8-32,6 °C  dengan kelembaban udara berkisar antara 82-87%. sementara curah huajn terjadi sepanjang tahun sebesar 2.296,1mm/tahun (rata-rata 191,34mm/bulan) dengan musim penghujan terjadi antara Oktober-maret dengan rata-rata 20 hari hujan/bulan, sedangkan musim kemarau terjadi antara April-eptember dengan rata-rata 16 hari hujan/bulan.




Kecamatan: Danau telik, Jambi selatan, Jambi timur, Jelutung, Kota baru, Pasar Jambi Pelayangan, Telanaipura, Alam barajo, Danau sipin, Pal merah.



Perhubungan: 
udara: Bandar udara Sultan Thaha Syaifuddin
Darat: Terminal Alam Barajo, Terminal Rawasari




Pendidikan:
Universitas Jambi
Universitas Batanghari
Institut Agama Islam Negeri Sultan Taha Syaifuddin, sekolah tingggi dan akademik lainnya
Pendidikan Forma: SD atau MI negeri dan swasta, SMP atau MTS negeri dan swasta, SMA, MA, SMK negeri dan swasta

Kesehatan:
  1. Rs. Dr Bratanata
  2. RSUD Raden Mattaher
  3. Puskesmas Putri Ayu
  4. RSUD H Abdul Manap
  5. RS Pertamina Baiturrahum
  6. RS Royal Prima
  7. RSIA Annisa
  8. RS Siloam Hospitals 
  9. RS Mayang Medical Centre
  10. RS Kambang 
  11. RS Bhayangkara
  12. RS Theresia


Pusat Perbelanjaan:
  1. WTC Batang Hari: ramayana, hypermart
  2. Matahari departemen store
  3. mandala swalayan
  4. Toko buku tropi
  5. Jambi Prima Mall/Trona
  6. Lippo Mall
  7. Mall kapuk
  8. Meranti Swalayan
  9. Jambi Town Square
  10. Toko Buku Gramedia

Tugu Jam


Pariwisata:

  1. Jembatan makalam
  2. Tugu jam
  3. Ancol
  4. Tugu pers
  5. Masjid agung al-falah
  6. Tepian tanggo rajo
  7. Kampung rajo
  8. Tugu jam monas
  9. Jembatan Grntala Arasy
  10. Kebun binatang Taman Rimbo
  11. Taman remaja


Tugu Pers

Jembatan Gentala Arasy




Hotel berbintang:
Bintang lima : Grand Aston
Bintang Empat: Novita hotel, Ratu hotel & resort, Abadi Suite and tower, Aston Jambi, Shang Ratu hotel
Bintang Tiga: Hotel Abadi, Hotel Royal Garen Resort, Hotel Wiltop, Hotel Grend, Hotel Ceria
Bintang Dua: Hotel Matahari, Grand Hotel, Hotel Cosmo
Bintang Satu: Safera, Marisa, Harisman, Jambi Raya, Pundi Rezeki
Puluhan hotel kelas melati dan penginapan lainnya






Makna lambang dan Motto kota Jambi:
Ketentuan mengenai lambang dan motto Kota Jambi diatur melalui Perda Nomor 15 Tahun 2002 tentang Lambang Daerah Kota Jambi, yang ditetapkan di Jambi pada 21 Mei 2002 dan di tandatangani oleh Wali Kota Jambi H Arifien Manap dan Ketua DPRD KOta Jambi H Zulkifli Somad. Lambang Kota Jambi itu secara filosofis melambangkan identitas sejarah dan kebesaran Kerajaan Melayu Jambi dulu. Di lambang tersimpul pula secara simbolik kondisi geografis daerah dan sosiokultural masyarakat Jambi.

Lambang Kota Jambi berbentuk perisai dengan bagian yang meruncing di bawah dikelilingi tiga garis dengan warna bagian luar putih, tengah berwarna hijau, dan bagian luar berwarna putih. Garis hijau yang mengelilingi lambang pada bagian atas lebih lebar dan di dalamnya tercantum tulisan “Kota Jambi” yang melambangkan nama daerah dan diapit oleh dua bintang bersudut lima berwarna putih. Itu melambangkan kondisi kehidupan sosial masyarakat Jambi yang terdiri atas berbagai suku dan agama, memiliki keimanan kepada Tuhan yang Maha Esa.

Warna dasar lambang berwarna biru langit. Isi dan arti lambang senapan/lelo, gong, dan angsa. Disebutkan, setelah Orang Kayo Hitam menikah dengan putri Temenggung Merah Mato yang bernama Putri Mayang Mangurai, oleh Temenggung Merah Mato anak dan menantunya itu diberi sepasang angsa serta perau kajang lako. Kemudian dia disuruh mengaliri aliran sungai Batanghari untuk mencari tempat guna mendirikan kerajaan baru. Kepada anak dan menantunya tersebut, dipesankan bahwa tempat yang akan dipilih ialah dimana sepasang angsa naik ke tebing dan mupur di tempat itu selama dua hari dua malam.
Sewaktu Orang Kayo Hitam menebas untuk menerangi tempat pilihan dua angsa itu, ditemukan sebuah gong dan senapan/lelo yang diberi nama “Sitimang” dan “Sidjimat”. Kemudian kedua benda tersebut menjadi barang pusaka Kerajaan Jambi yang disimpan di Museum Negeri Jambi.

“Tanah Pilih itu adalah tanah yang dipilih oleh raja zaman dulu untuk dijadikan istana dan pusat kerajaan. Sedangkan pusako Batuah maksudnya adalah saat membangun, ditemukan barang – barang pusaka seperti gong dan keris,”
Tanah Pilih Pesako Betuah secara filosofi mengandung pengertian bahwa Kota Jambi sebagai pusat pemerintahan kota sekaligus sebagai pusat sosial, ekonomi, kebudayaan, mencerminkan jiwa masyarakatnya sebagai duta kesatuan baik individu, keluarga, dan kelompok maupun secara institusional yang lebih luas ; berpegang teguh dan terikat pada nilai – nilai adat istiadat dan hukum adat serta peraturan perundang – undangan yang berlaku.
//go.ad2up.com/afu.php?id=526792

No comments:

Post a Comment

Simple theme. Theme images by merrymoonmary. Powered by Blogger.

Popular Posts